Kelurahan Margo Mulyo Fokus pada Penanganan DBD, Fogging Dilakukan Sesuai Permintaan

Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Kelurahan Margo Mulyo, Balikpapan Barat, terus berupaya menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan berbagai langkah pencegahan dan penanganan. Salah satu metode yang diterapkan adalah fogging atau pengasapan, tetapi penggunaannya tidak dilakukan secara rutin. Fogging hanya dilakukan berdasarkan permintaan dari RT setempat dan apabila telah ada laporan kasus DBD di wilayah tersebut.

Lurah Margo Mulyo, Aji Syarifah Nur Alifah, menjelaskan bahwa fogging bukanlah langkah utama dalam pencegahan DBD. Ia menekankan bahwa cara terbaik untuk mengurangi penyebaran nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi vektor DBD, adalah dengan menerapkan gerakan 5M.

Gerakan ini meliputi Menguras tempat penampungan air, Menutup wadah air agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk, Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air, Menghindari gigitan nyamuk, serta Memantau jentik nyamuk secara rutin.

“Kami hanya melakukan fogging jika ada permintaan dari RT. Sebenarnya, fogging itu adalah alternatif terakhir setelah upaya 5M dilakukan,” ujar Syarifah, Kamis (13/3/2025).

Ia menambahkan bahwa jika masyarakat lebih disiplin dalam menjalankan 5M, maka penyebaran nyamuk penyebab DBD bisa lebih terkendali tanpa perlu terlalu bergantung pada fogging.

Terkait jumlah kasus DBD di wilayahnya, ia mengungkapkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir telah terjadi beberapa kasus di berbagai RT. “Kemarin di RT 38 dan 39 ada dua kasus, sementara di RT 12 ada satu kasus,” jelasnya.

Selain fogging, pihak kelurahan juga menggiatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat sebagai langkah pencegahan utama. Sosialisasi ini dilakukan dengan melibatkan puskesmas serta kader kesehatan yang ada di lingkungan masyarakat.

“Kami hanya mendukung kegiatan puskesmas, seperti edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, penggunaan abate sebagai bahan pembasmi jentik nyamuk masih menjadi bagian dari program pencegahan. Kelurahan terus membagikan abate kepada warga agar dapat digunakan di tempat-tempat penyimpanan air. Namun, metode lain seperti penggunaan kelambu air sudah mulai jarang diterapkan.

“Abate masih kami bagikan sampai sekarang, sedangkan kelambu air memang sudah jarang digunakan, tapi tetap kami sarankan,” tuturnya.

Dengan adanya koordinasi yang baik antara kelurahan, puskesmas, dan masyarakat, diharapkan upaya pencegahan dan penanganan DBD di Kelurahan Margo Mulyo dapat berjalan lebih efektif.

Pemerintah juga terus mengimbau masyarakat untuk lebih proaktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat agar kasus DBD bisa diminimalkan di Balikpapan. (Yud/ADV/Diskominfo Balikpapan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *