Dampak IKN, Volume Sampah di Balikpapan Alami Peningkatan Signifikan

Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan mengungkapkan bahwa volume sampah di kota Balikpapan mengalami peningkatan signifikan seiring perpindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) ke Kalimantan Timur. Peningkatan aktivitas pembangunan dan pertumbuhan penduduk turut memicu bertambahnya produksi sampah di kota ini.

Kepala DLH Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana mengatakan, bahwa pembangunan IKN dan proyek Kilang Pertamina melalui Refinery Development Master Plan (RDMP) berdampak langsung pada meningkatnya volume sampah.

“Perkembangan kota setelah adanya pembangunan IKN juga berdampak pada persoalan sampah di Balikpapan. Jumlah sampah memang cukup meningkat karena kita tahu ada proyek besar di Balikpapan, seperti pembangunan kilang dan IKN,” kata Sudirman, Sabtu (2/11/2024).

Dia menjelaskan bahwa lonjakan penduduk akibat pembangunan infrastruktur besar ini diperkirakan mencapai 50.000 hingga 100.000 orang.

Hal ini tentunya membuat DLH harus bekerja ekstra dalam mengelola sampah yang dihasilkan. Saat ini, volume sampah yang dikelola oleh DLH mencapai sekitar 500 ton per hari, namun berkat berbagai upaya pengurangan, volume yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat ditekan menjadi sekitar 380 hingga 400 ton per hari.

“Dalam pengelolaan sampah ini, kami mengandalkan dua metode penanganan dan pengurangan. Dalam sehari, lebih kurang 500 ton sampah yang kami kelola. Dengan kerjasama berbagai pihak, kami mampu mengurangi hingga 120 ton sampah per hari,” terangnya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, DLH bekerja sama dengan bank sampah serta beberapa startup yang berfokus pada pengelolaan sampah melalui aplikasi dan media sosial.

Salah satunya adalah CiROS, platform yang memungkinkan warga melaporkan sampah dan mendapatkan insentif. Dengan pendekatan teknologi ini, diharapkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat terus meningkat.

“Kerja sama ini cukup efektif. Warga bisa melaporkan sampah melalui aplikasi, kemudian startup yang terkait akan mengambilnya dan memberikan kompensasi,” tambah Sudirman.

DLH juga telah mengembangkan fasilitas pengolahan sampah seperti Material Recovery Facility (MRF) dan Intermediate Treatment Facility (ITF). Fasilitas MRF di Gunung Bahagia, misalnya, memisahkan sampah plastik, kardus, dan material lainnya yang kemudian dapat dijadikan sebagai retribusi. Sementara itu, ITF mengelola sampah pasar untuk diolah menjadi kompos.

“Kami juga sedang membangun Pusat Daur Ulang (PDU) di kawasan Daksa Kota Hijau, bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum. Ini diharapkan bisa mengurangi beban sampah hingga 50 ton per hari,” terang Sudirman.

Selain di Daksa, PDU juga sedang dibangun di KM 12. Meski lokasi di KM 12 cukup terjal, pondasi awal telah disiapkan dan tahun depan diharapkan bisa selesai hingga ke tahap pembangunan infrastruktur.

Selain fasilitas pengolahan sampah, DLH juga menggandeng Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di kecamatan-kecamatan untuk terlibat dalam pengelolaan sampah. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah, sehingga penanganan sampah menjadi lebih optimal.

“Saat ini, bank sampah yang sudah bermitra dengan kami menunjukkan perkembangan yang baik di masyarakat. Ke depan, kami harapkan kolaborasi ini semakin solid dengan DLH untuk mengurangi volume sampah di Balikpapan,” pungkasnya. (Djo/ADV/Diskominfo Balikpapan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *