BBM Baru RI Siap Meluncur! B50 Sudah Hampir Final dan Akan Beredar Tahun Depan!

Lintasbalikpapan.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa uji coba bahan bakar biodiesel 50% atau B50 telah mencapai tahap akhir dan siap diimplementasikan di tahun depan. BBM Baru RI ini merupakan campuran antara minyak solar dan minyak sawit dengan komposisi 50:50. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa program B50 adalah bagian penting dari upaya pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional melalui pemanfaatan sumber daya alam nabati.

Menurut Bahlil, Indonesia tidak boleh terus bergantung pada impor bahan bakar minyak karena hal itu membebani neraca perdagangan dan memperlemah ketahanan energi nasional. “Kita harus konsisten mengawal transisi energi ini. Jangan sampai negara di atur oleh pengusaha. Negara yang harus mengatur pengusaha, tapi tentu tanpa menzalimi mereka,” ujarnya dalam peringatan Hari Pertambangan dan Energi ke-80 di Jakarta.

Bahlil juga menambahkan bahwa keberhasilan uji coba B50 menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memperkuat fondasi energi terbarukan. Dengan mandatori biodiesel yang semakin tinggi, Indonesia berharap bisa menjadi pelopor dalam pemanfaatan energi nabati di kawasan Asia Tenggara.

BBM Baru RI Dorong Industri Sawit dan Kurangi Ketergantungan Impor

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menyebutkan bahwa pengembangan biodiesel bukan hanya solusi untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, tetapi juga menjadi cara strategis untuk memperkuat industri energi berbasis nabati. Tahun 2025 menjadi momentum penting karena pemerintah telah berhasil mengimplementasikan program B40, dan tahun depan di targetkan beralih ke B50 sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

Yuliot menjelaskan, peningkatan campuran bahan bakar nabati diharapkan bisa memberikan efek berganda bagi ekonomi nasional. Selain menghemat devisa, program ini juga berpotensi meningkatkan permintaan minyak sawit domestik sebagai bahan baku utama biodiesel. Dengan demikian, industri sawit nasional bisa berkembang lebih pesat dan memberikan manfaat langsung bagi sektor pertanian dan tenaga kerja lokal.

“Biodiesel adalah langkah konkret untuk mengurangi impor minyak sekaligus memperkuat kemandirian energi nasional. Pemerintah terus memastikan pasokan bahan baku dari industri hulu dalam negeri agar program ini berkelanjutan,” ujarnya.

Menuju Era Energi Hijau dan Ekonomi Berkelanjutan

Implementasi program B50 akan mempercepat transformasi menuju energi hijau di Indonesia. Dengan semakin tingginya porsi penggunaan biodiesel dalam bauran energi nasional, konsumsi bahan bakar fosil akan berkurang secara signifikan. Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menekan emisi karbon dan mempercepat transisi menuju ekonomi berkelanjutan.

Kementerian ESDM mencatat bahwa selama tahun 2025. Pemerintah telah menetapkan alokasi B40 sebesar 15,6 juta kiloliter, dengan lebih dari setengahnya di alokasikan untuk sektor non-subsidi. Program B50 nantinya akan memperluas jangkauan penggunaan biodiesel di berbagai sektor transportasi dan industri. Sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia terhadap agenda global pengurangan emisi.

Dengan dukungan 24 badan usaha bahan bakar nabati (BBN) dan puluhan perusahaan distribusi BBM. Pemerintah optimistis bahwa pelaksanaan B50 akan berjalan lancar. Lebih dari sekadar proyek energi, B50 adalah simbol tekad Indonesia untuk berdaulat atas energi, memperkuat ekonomi berbasis sumber daya dalam negeri, serta melangkah pasti menuju masa depan yang lebih hijau dan mandiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *