Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Kasus stunting atau kurangnya asupan gizi pada anak masih menjadi yang harus diseriusi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, maupun seluruh lapisan masyarakat lainnya.
Pemerintah melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) diketahui juga telah melakukan program untuk menekan kasus stunting.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Balikpapan, Muhammad Hamid berharap pemerintah lebih fokus dalam menyusun dan melaksanakan program-program penanganan stunting di kota Minyak.
“Kita ingin kedepannya pemerintah benar-benar fokus menangani stunting, salah satunya dengan memperhatikan pola gizi masyarakat. Penanganan stunting tidak hanya bicara tentang anak-anak, tetapi juga perlu memberikan perhatian khusus kepada ibu-ibu hamil,” kata Hamid ketika diwawancarai wartawan, Kamis (21/11/2024)
Dia menegaskan bahwa perbaikan gizi harus menjadi prioritas dalam upaya penanganan stunting. Anak-anak yang mengalami stunting tidak hanya membutuhkan intervensi medis dan asupan gizi tambahan, tetapi juga harus didukung oleh pencegahan dini melalui perhatian terhadap kesehatan ibu hamil.
“Penanganan ini harus dimulai sejak dini, bahkan sebelum anak lahir. Pemkot perlu memastikan ibu-ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang cukup dan edukasi yang memadai mengenai pola makan yang sehat,” tuturnya.
Selain itu, lanjut dia bahwa program pencegahan stunting di Balikpapan perlu lebih terintegrasi. Kolaborasi antara dinas-dinas terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Sosial, menjadi kunci untuk menciptakan solusi yang holistik.
Ia juga mendorong adanya kampanye edukasi yang lebih masif kepada masyarakat mengenai pentingnya asupan gizi seimbang, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil. Edukasi ini, menurutnya, tidak hanya harus dilakukan di lingkungan fasilitas kesehatan seperti puskesmas, tetapi juga di tingkat komunitas, seperti posyandu dan sekolah.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak. Harus ada sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk mengatasi stunting. Dengan kolaborasi yang baik, penanganan stunting bisa lebih efektif,” katanya.
Hamid berharap pemerintah kota dapat segera mengalokasikan anggaran yang memadai untuk program-program terkait, seperti pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak-anak yang berisiko stunting, serta peningkatan kualitas layanan kesehatan di tingkat dasar. (Djo)