Lintasbalikpapan.com, SUMBAR – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) saat ini telah mengalami perubahan tipe erupsi dari freatik menjadi magmatik.
Dilansir dari Antaranews.com, Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG Ahmad Basuki mengatakan, “Hal ini pada dasarnya merupakan serangkaian proses dari naiknya magma ke permukaan atau disebut proses intrusi magma.”
Ahmad menjelaskan saat terjadi intrusi magma, maka akan terjadi peningkatan panas dan gas di dalam tubuh Gunung Marapi. Selanjutnya panas semakin meningkat dan gas yang terbentuk semakin banyak, serta meningkatkan tekanan di dalam tubuh gunung api tersebut.
Sementara itu, gas atau uap air yang semakin banyak akibat adanya pengaruh dari air tanah sampai suatu tahapan yang tidak dapat ditahan lagi, kata Ahmad, sehingga terjadilah erupsi freatik. Dalam kondisi erupsi freatik itu, magma masih berada jauh di dalam tubuh gunung. Selanjutnya dengan terjadinya erupsi freatik, maka jalan magma ke permukaan semakin mudah.
Saat magma mencapai permukaan dangkal yang akhirnya saat terjadi erupsi magma terlontarkan ke permukaan, sehingga itu disebut erupsi magmatik karena material yang dikeluarkan merupakan magma baru.
Menurut Kepala PVMBG Hendra Gunawan, erupsi magmatik berpotensi menyebabkan terjadinya akumulasi tekanan di dalam tubuh gunung api yang dapat menyebabkan terjadinya erupsi dengan energi yang meningkat dan jangkauan lontaran material pijar yang lebih jauh dari pusat erupsi.
Hendra juga mengatakan, “Potensi atau ancaman bahaya Gunung Marapi juga dapat menjadi lebih luas.”
Jika pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat, lanjutnya, maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu, lapili atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi.
Sebagai informasi, pada 9 Januari 2024 pukul 18.00 WIB PVMBG menaikkan status Gunung Marapi dari sebelumnya dari sebelumnya Level II atau Waspada menjadi level III atau Siaga.
