Lintasbalikpapan.com, PPU – Belum lama ini Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menjadi tuan rumah Festival Harmoni Budaya Nusantara (FHBN) 2024, yang digagas oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK RI). Acara ini tidak hanya menampilkan keragaman budaya nusantara, tetapi juga membahas pentingnya inventarisasi budaya lokal di PPU, sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan budaya.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) PPU, Thohiron, menyampaikan pandangannya tentang peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan PPU dalam mengelola dan menjaga budaya lokal. Menurutnya, keberhasilan upaya pelestarian budaya sangat bergantung pada cara pandang dan keseriusan pemerintah daerah.
“Kalau tidak punya cara pandang yang tepat dalam memandang dan memprioritaskan budaya, maka upaya pelestariannya akan terlewatkan begitu saja,” kata Thohiron.
Thohiron juga menekankan pentingnya visi dan misi kepala daerah dalam membentuk kebijakan terkait budaya. “Misalnya, jika pemerintah memiliki visi tertentu, maka langkah-langkah untuk mencapainya harus diturunkan ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Dalam hal ini, OPD seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan harus mendapatkan arahan yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya penyelarasan perspektif antara pimpinan daerah dan instansi teknis. Konsep pelestarian budaya harus dipahami dan diterapkan oleh seluruh jajaran pemerintahan, mulai dari tingkat atas hingga perangkat teknis di lapangan. Namun, Thohiron juga mengakui bahwa hal ini bukanlah tugas yang mudah.
“Ini memang tidak gampang, tapi di situlah pentingnya seorang pemimpin yang kuat dan berkomitmen untuk memajukan budaya daerah,” tutupnya.
Dengan adanya keselarasan visi antara pemimpin daerah dan instansi terkait, diharapkan inventarisasi dan pelestarian budaya di PPU dapat berjalan dengan baik, sehingga warisan budaya lokal dapat terus dipertahankan dan diwariskan kepada generasi mendatang. (Ry/ADV/DPRD PPU)