Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN — Kondisi jalan menuju Pelabuhan Kaltim Kariangau Terminal (KKT) Balikpapan kian memprihatinkan. Pengguna jasa dan pelaku logistik mengeluhkan akses jalan yang rusak parah, minim penerangan, hingga rawan longsor, sehingga membahayakan keselamatan pengguna jalan dan berdampak pada efisiensi logistik.
Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia/Indonesian Logistics Forwarders Association (ALFI/ILFA) Balikpapan, Firman Tola, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tersebut. Menurutnya, hanya satu jalur akses yang masih bisa digunakan saat ini, itupun dalam kondisi rusak berat akibat longsor dan tidak adanya sistem drainase yang memadai.
“Sudah bertahun-tahun tidak ada penerangan jalan. Yang satu jalur sudah longsor, jalur yang tersisa pun sudah mulai rusak parah. Tiang listrik juga sudah miring. Ini sangat berisiko tinggi, sudah sering terjadi kecelakaan, bahkan tabrakan,” ujarnya saat ditemui, Jumat (13/6/2025).
Ia juga menambahkan bahwa kondisi jalan tersebut tidak hanya berdampak pada keselamatan, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada kendaraan operasional pengguna jasa pelabuhan.
“Kami minta agar kualitas jalan diperbaiki, drainase dibangun agar air hujan tidak menggerus jalan. Ini menyangkut distribusi logistik Balikpapan dan juga sebagai gerbang logistik IKN,” tegasnya.
Sebagai informasi, Pelabuhan KKT Balikpapan merupakan salah satu pelabuhan logistik penting di Kalimantan Timur, yang juga menunjang aktivitas distribusi barang ke dan dari Ibu Kota Nusantara (IKN). Jalan menuju pelabuhan ini kerap dilintasi kendaraan logistik berat dan menjadi jalur vital penghubung kegiatan industri serta pendidikan, termasuk sekolah-sekolah dan fasilitas PLTU di kawasan tersebut.
Ironisnya, meskipun sejumlah keluhan telah disampaikan secara informal, hingga kini belum ada tindak lanjut atau respon konkret dari instansi terkait.
“Kami paham pembangunan di IKN sedang gencar, tapi seharusnya akses vital seperti ini juga menjadi prioritas. Ini gerbang perekonomian. Banyak pengguna jalan mempertaruhkan keselamatannya setiap hari di jalur ini,” tambahnya.
Pihaknya juga berharap agar pemerintah tidak hanya memperbaiki jalan yang rusak, namun juga membangun infrastruktur pendukung seperti penerangan dan drainase agar hasil perbaikannya lebih tahan lama.
Sementara itu, disebutkan bahwa sudah ada rencana perbaikan yang diajukan, namun masih menunggu kejelasan tindak lanjut dari instansi pemerintah terkait.
“Kami berharap di pertengahan tahun ini bisa ada aksi nyata. Jangan sampai harus menunggu korban lebih banyak atau kerusakan makin parah baru ditindak,” pungkasnya. (*)