Hadapi Cuaca Ekstrem, BPBD Ajak Warga Bangun Budaya Tanggap Bencana

Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Menghadapi ancaman cuaca ekstrem yang kian sulit diprediksi, Pemerintah Kota Balikpapan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengintensifkan langkah kesiapsiagaan di berbagai lini. Tak hanya menyiapkan infrastruktur dan personel, pendekatan berbasis masyarakat kini jadi strategi utama membangun ketangguhan kota.

“Kesiapsiagaan bukan hanya soal alat dan petugas. Kuncinya adalah partisipasi aktif warga,” ungkap Kepala BPBD Balikpapan, Usman Ali, Jumat (13/6/2025).

Ia menyampaikan bahwa cuaca ekstrem, seperti hujan deras disertai angin kencang, telah memicu genangan di sejumlah titik dan berpotensi memicu bencana lain seperti banjir dan pohon tumbang. Oleh karena itu, kesiapan warga menjadi bagian penting dalam skema mitigasi risiko bencana.

“Respons cepat, saling mengingatkan, dan komunikasi yang solid di tingkat RT hingga kelurahan sangat menentukan,” tambahnya.

Dalam rangka memperkuat sistem tanggap darurat, BPBD telah menyiagakan personel dan perlengkapan di titik-titik rawan. Namun demikian, Usman menegaskan bahwa kekuatan utama tetap terletak pada budaya siaga yang dibangun bersama-sama.

Ia mengajak masyarakat untuk melakukan tindakan preventif, mulai dari hal sederhana seperti membersihkan saluran air, memangkas dahan pohon yang terlalu rimbun, hingga memastikan atap rumah tahan terhadap terpaan angin.

“Warga juga diimbau tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke parit dan selokan, karena itu bisa memperparah banjir,” tegasnya.

Tidak hanya menyasar warga umum, BPBD juga menggandeng tokoh masyarakat, ketua RT, hingga relawan kebencanaan dalam berbagai program edukasi dan pelatihan. Kegiatan simulasi dan sosialisasi akan terus ditingkatkan agar koordinasi lapangan berjalan lebih efisien.

“Kami sangat menghargai peran para relawan yang selama ini sudah aktif. Kolaborasi ini akan terus kami perkuat,” tutur Usman.

Ia menutup dengan penekanan bahwa membangun kota tangguh bukan semata tugas pemerintah, melainkan hasil dari kerja bersama seluruh lapisan masyarakat.

“Budaya tanggap bencana harus jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kita bisa lebih siap dan selamat menghadapi risiko apa pun,” pungkasnya. (yud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *