BMKG Sebut Kaltim Alami Anomali Cuaca Yang Tidak Sesuai Prediksi

Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa adanya Anomali Cuaca, di sejumlah wilayah di Kalimantan Timur (Kaltim)

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan Kukuh Ribudiyanto menjelaskan, bahwa sebenarnya saat ini seluruh wilayah Kaltim telah memasuki musim penghujan.

“Jadi sebenarnya wilayah Kaltim saat ini sudah masuk musim penghujan. Namun, ada anomali cuaca, khususnya di Kaltim bagian pesisir. Sehingga curah hujan di bawah normal,” kata Kukuh ketika diwawancarai wartawan, Sabtu (20/4/2024).

Menurut dia, ada beberapa wilayah di Kaltim masih terpantau normal. Diantaranya, Kutai Barat (Kubar) Mahakam Ulu, dan Berau Bagian Utara.

Sedangkan, untuk bagian pesisir. Yakni, Kutai Timur (Kutim) Bagian Timur, termasuk Bontang. Kutai Kartanegara Bagian Tengah, termasuk Samarinda kemudian PPU dan Balikpapan.

“Jadi itu lah beberapa wilayah di Kaltim yang curah hujannya di bawah normal. Sehingga bisa memicu hotspot atau titik panas,” urainya.

Ia mengaku ada sekira 383 titik panas tingkat kepercayaan sedang di seluruh wilayah Kaltim pesisir. Sedangkan khusus wilayah Balikpapan, sempat terpantau beberapa kali adanya titik panas dengan tingkat kepercayaan sedang.

“Ada rumah yang atapnya seng atau bekas galian tambang yang beberapa hari tidak kena hujan, bisa jadi terdeteksi sebagai hot spot,” terangnya.

Sedangkan, untuk titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi justru muncul di Berau dan Kutai Timur, masing-masing ada dua titik panas.

Oleh sebab itu, pihak BMKG mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana kebakaran di lokasi hunian warga atau kebakaran hutan. Mengingat masih terjadi anomali cuaca di sebagian daerah di Kaltim.

“Jangan bakar semak, takutnya tidak terbendung atau tidak bisa tertangani sehingga meluas termasuk juga di rumah-rumah,” imbaunya.

Selain itu, pihaknya juga menghimbau bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang berdebu sebaiknya menggunakan masker saat berada di luar rumah atau sedang berpergian.

Kukuh menambahkan, agar masyarakat menghindari radiasi matahari yang cukup tinggi. Biasanya terjadi setelah pukul 10.00 wita hingga pukul 16.00 wita. (Djo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *