2 Pemain Irak Ini Bisa Jadi Mimpi Buruk Timnas Indonesia di Ronde 4!

Lintasbalikpapan.com – Timnas Indonesia akan menghadapi ujian berat saat bertemu Irak dalam laga terakhir Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Pertandingan yang digelar di King Abdullah Sport City Stadium, Jeddah, pada Minggu (12/10/2025) dini hari WIB ini menjadi momen penting bagi skuad Garuda. Setelah menelan kekalahan tipis 2-3 dari Arab Saudi pada laga perdana, Indonesia kini berada di dasar klasemen dengan raihan nol poin. Sementara itu, Irak menempati posisi kedua dan masih berpeluang besar lolos ke fase berikutnya.

Kemenangan menjadi harga mati bagi kedua tim. Bagi Indonesia, tiga poin akan menjaga asa menuju putaran final, sedangkan Irak tentu ingin memastikan posisi aman sebelum melangkah lebih jauh. Dalam situasi penuh tekanan ini, pelatih dan pemain di tuntut tampil tanpa cela. Namun, di balik semua itu, ada dua nama pemain Irak yang di prediksi bakal menjadi ancaman terbesar bagi lini pertahanan Indonesia, mereka adalah Ali Jasim dan Rebin Sulaka.

2 Pemain Irak Ini Bisa Jadi Mimpi Buruk Timnas Indonesia di Ronde 4

Berikut di bawah ini 2 Pemain Irak Ini Bisa Jadi Mimpi Buruk Timnas Indonesia di Ronde 4:

Ali Jasim

Salah satu pemain yang wajib mendapat perhatian khusus adalah Ali Jasim, winger muda berusia 21 tahun yang kini membela klub Al-Najma. Pemain kelahiran Rusafa, Bagdad ini di kenal memiliki kecepatan, kelincahan, dan naluri mencetak gol yang tinggi. Meskipun usianya masih muda, Jasim sudah memperlihatkan kematangan bermain di level internasional.

Nama Ali Jasim bukanlah sosok asing bagi publik sepak bola Indonesia. Dalam dua pertemuan sebelumnya, baik di ajang Piala Asia U-23 2024 maupun di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026, Jasim sukses membobol gawang yang dijaga Ernando Ari. Dua gol yang ia cetak saat itu menjadi bukti bahwa dirinya punya insting tajam dan kemampuan membaca ruang dengan cermat.

Sejak melakoni debut di tim senior Irak pada Oktober 2023, Jasim telah mengumpulkan 26 caps dan menjadi bagian penting dalam skema permainan pelatih Graham Arnold. Keberadaannya di sisi kiri lapangan kerap menjadi sumber ancaman karena ia mampu menusuk ke kotak penalti atau melepaskan umpan silang berbahaya. Bagi Timnas Indonesia, menjaga pergerakan Jasim akan menjadi salah satu kunci penting agar gawang tetap aman dari kebobolan dini.

Rebin Sulaka

Selain Jasim di lini depan, ancaman besar juga datang dari lini belakang Irak lewat sosok Rebin Sulaka. Pemain berusia 32 tahun ini merupakan bek tengah senior yang kini bermain untuk Port FC di Thai League. Pengalaman internasionalnya yang luas, dengan lebih dari 50 caps bersama tim nasional Irak. Membuatnya menjadi figur penting sekaligus pemimpin di lini pertahanan “Singa Mesopotamia.”

Sulaka di kenal memiliki gaya bermain keras dan tegas. Ia tak segan melakukan intervensi agresif untuk menghentikan laju lawan, bahkan jika harus melakukan pelanggaran taktis. Dalam situasi bola mati, pemain bertinggi 190 cm ini juga kerap menjadi ancaman lewat sundulan mematikan. Keberadaannya memberikan rasa aman bagi Irak dalam menghadapi serangan cepat lawan, sekaligus menambah kekuatan dalam duel udara.

Para penyerang Indonesia seperti Rafael Struick dan Dimas Drajad perlu cerdik memanfaatkan ruang di sekitar Sulaka. Bek berpengalaman ini di kenal cepat membaca arah bola dan jarang melakukan kesalahan posisi. Dengan kemampuan memimpin barisan pertahanan. Sulaka di yakini akan menjadi salah satu tembok kokoh yang harus di pecahkan jika Indonesia ingin mencuri poin dari laga ini.

Pertandingan antara Indonesia dan Irak bukan sekadar laga penentu nasib di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Melainkan ujian mental dan kualitas bagi skuad Garuda. Dua pemain Irak, Ali Jasim dan Rebin Sulaka, menjadi figur yang paling berpotensi merepotkan anak asuh pelatih Shin Tae-yong. Jasim dengan kecepatannya di sisi sayap, dan Sulaka dengan ketegasannya di lini pertahanan, bisa menjadi pembeda di lapangan.

Oleh karena itu, Timnas Indonesia perlu tampil dengan konsentrasi penuh, menjaga kedisiplinan posisi, serta mengoptimalkan serangan balik cepat. Jika mampu mengatasi tekanan dan meminimalkan kesalahan, peluang untuk membawa pulang poin dari Jeddah tetap terbuka. Laga ini bukan hanya soal taktik, tetapi juga tentang mental bertarung. Sesuatu yang telah menjadi identitas Garuda di setiap pertandingan penting.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *