Lintasbalikpapan.com – Usai kekalahan Timnas Indonesia di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, suasana di stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, berubah menjadi haru. Meski skuad Garuda harus menelan kekalahan 2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Irak, ada momen yang mencuri perhatian, ribuan suporter Indonesia kompak meneriakkan nama Shin Tae-yong.
Fenomena ini seolah menjadi bentuk penghormatan mendalam bagi pelatih asal Korea Selatan itu. Shin Tae-yong memang meninggalkan jejak yang sulit dilupakan selama menukangi Timnas Indonesia sejak 2019. Di bawah asuhannya, Indonesia mengalami lonjakan besar di peringkat FIFA dari posisi 173 ke 125 dunia. Prestasi ini bukan hanya angka, melainkan bukti kemajuan signifikan sepak bola nasional yang ia rintis dengan kedisiplinan dan visi jangka panjang.
Dalam wawancaranya di kanal YouTube Goal Post, Shin Tae-yong mengaku tidak asing dengan sorakan para fans Indonesia. “Setiap selesai pertandingan dulu, fans selalu meneriakkan nama saya. Tapi kali ini terasa berbeda karena saya bukan pelatih mereka lagi,” ujarnya. Kalimat sederhana itu menyiratkan rasa rindu dan haru mendalam.
Jejak Emas Shin Tae-yong Selama Lima Tahun
Lima tahun masa kepemimpinan Shin Tae-yong menjadi periode transformasi bagi sepak bola Indonesia. Meski sempat terganggu pandemi COVID-19, ia berhasil membangkitkan semangat tim nasional di berbagai ajang bergengsi. Salah satu pencapaiannya yang paling berkesan adalah membawa Indonesia lolos ke Piala Asia 2023 dan menembus babak 16 besar untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Tak berhenti di situ, pelatih berusia 55 tahun itu juga sukses membawa Timnas U-23 menembus Piala Asia U-23 2024. Di turnamen tersebut, Garuda Muda tampil impresif dengan mengalahkan Australia dan Yordania, bahkan sempat menyingkirkan Korea Selatan sebelum akhirnya harus puas di peringkat empat setelah dikalahkan Uzbekistan dan Irak.
Prestasi tersebut menjadi bukti nyata bahwa Shin Tae-yong tidak hanya membangun tim, tetapi juga menanamkan mental juara di setiap level usia. “Mendengar nama saya dipanggil lagi di pertandingan terakhir itu sangat mengharukan. Rasanya seperti fans belum melupakan perjuangan kami,” ungkapnya dengan nada penuh emosi.
Antara Rasa Haru dan Kerinduan
Momen para suporter meneriakkan nama Shin Tae-yong mencerminkan hubungan emosional yang kuat antara pelatih dan pendukung Timnas Indonesia. Meski kini tongkat kepelatihan telah berpindah ke tangan Patrick Kluivert, banyak fans yang menilai bahwa karakter dan semangat juang tim masih di pengaruhi oleh fondasi yang di bangun oleh STY.
Shin Tae-yong sendiri menilai reaksi para suporter itu mungkin berasal dari perasaan campur aduk. “Mereka mungkin kangen, kecewa, tapi juga berterima kasih. Itu membuat saya tersentuh,” tuturnya. Ia juga menambahkan masih sering membaca komentar para penggemar di media sosial, yang membuatnya semakin merasa dekat dengan publik Indonesia.
Meski era Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia telah berakhir, warisan kerja keras dan dedikasinya tetap membekas. Bagi banyak penggemar, sosoknya bukan sekadar pelatih, melainkan simbol kebangkitan sepak bola Indonesia modern. Dan ketika namanya kembali di teriakkan dari tribun stadion, itu menjadi bukti bahwa rasa hormat dan cinta dari publik Tanah Air belum pudar, bahkan setelah ia tak lagi duduk di bangku pelatih Garuda.






