Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Upaya pelestarian lingkungan dan efisiensi penggunaan sumber daya air mulai diimplementasikan secara nyata di dunia pendidikan. Salah satu contoh nyata datang dari Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 22 Balikpapan, yang kini menjadi percontohan dalam penerapan sistem pengelolaan air hujan secara mandiri melalui program panen hujan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan, Irfan Taufik, menjelaskan bahwa SMPN 22 telah membangun sebuah sistem penampungan air hujan berupa bunker yang memanfaatkan atap sekolah sebagai media pengalir utama air hujan.
“Air yang tertampung ini kemudian difilter agar bersih dan layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan keperluan sanitasi (MCK),” kata Irfan pada Senin (12/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa bunker tersebut berukuran 8 x 5 meter dengan tinggi 3,5 meter. Dengan kapasitas besar dan teknologi penyaringan yang memadai, sistem ini terbukti sangat efektif menekan biaya operasional sekolah, khususnya dalam hal penggunaan air bersih.
“Sebelum ada bunker, tagihan PDAM bisa mencapai Rp1,9 juta per bulan. Setelah sistem ini diterapkan, turun drastis menjadi sekitar Rp150 ribu,” ungkap Irfan.
Lebih jauh, Irfan menyatakan bahwa sistem ini tidak hanya bermanfaat untuk internal sekolah, tetapi juga berpotensi memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar.
“Jika air di bunker melimpah, kami bahkan akan bekerja sama dengan PDAM untuk membuat instalasi air bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Keberhasilan SMPN 22 ini menjadi motivasi bagi pemerintah kota untuk memperluas implementasi sistem serupa ke sekolah-sekolah lain di Balikpapan.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya berperan dalam mencetak generasi cerdas, tetapi juga menjadi pionir dalam aksi nyata pelestarian lingkungan dan pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan. (yud/ADV/Diskominfo Balikpapan)






