DP3 Balikpapan Lakukan Rapid Test Pestisida pada Anggur Shine Muscat, Waspadai Bahaya Residunya

Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Menanggapi kekhawatiran tentang keamanan anggur Shine Muscat yang beredar, Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DP3) Balikpapan melakukan uji rapid test pestisida pada anggur impor ini. Langkah ini diambil setelah laporan dari Thailand menemukan residu berbahaya pada anggur Shine Muscat yang diimpor dari Tiongkok.

Kepala DP3 Balikpapan, Sri Wahjuningsih, menjelaskan bahwa tim keamanan pangan mengambil sampel anggur Shine Muscat di beberapa lokasi di Balikpapan. “Kami mengambil lima sampel merek anggur Shine Muscat dari tiga lokasi berbeda untuk uji residu pestisida,” ungkapnya.

Hasil uji rapid test menunjukkan bahwa kelima sampel tersebut negatif residu pestisida, yang berarti aman untuk dikonsumsi. Yuyun, sapaan akrab Sri Wahjuningsih, menyebutkan bahwa pemeriksaan ini mengikuti imbauan Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kalimantan Timur melalui surat edaran nomor 500.1.4.3/1054/DPTPH-V. Edaran tersebut mengarahkan dinas pangan di seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur untuk melakukan pengawasan dan pengujian terhadap anggur Shine Muscat yang beredar.

Menurutnya, hasil pengujian ini telah dilaporkan secara daring kepada Badan Pangan Nasional, sesuai dengan tenggat waktu 1 November yang ditetapkan oleh DPTPH Kaltim. Selain pengujian laboratorium, DP3 melalui tim Keamanan Pangan Asal Sumber Tanaman (PAST) juga melakukan pemeriksaan lapangan. “Kami memastikan langsung ke lapangan, dan hasilnya menunjukkan tidak ada residu berbahaya pada anggur Shine Muscat yang beredar,” tambahnya.

Pengawasan terhadap anggur Shine Muscat ini juga melibatkan Dinas Perdagangan Balikpapan. Kepala Dinas Perdagangan, Haemusri Umar, menjelaskan bahwa pihaknya memantau peredaran anggur ini, mengingat produk ini merupakan komoditas impor dan bukan hasil pertanian lokal. “Kami terus berkoordinasi dengan DP3 dan pihak terkait untuk memastikan distribusi anggur Shine Muscat di Balikpapan dalam kondisi aman,” ujarnya.

Dengan adanya koordinasi ini, diharapkan keamanan pangan di Balikpapan tetap terjaga, terutama terkait produk impor yang berpotensi mengandung residu berbahaya. (*/ADV/Diskominfo Balikpapan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *