Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan menggencarkan program inovatif Kota Kita untuk menuntaskan permasalahan kawasan kumuh. Program yang diprakarsai oleh Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Balikpapan ini mendapat dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah, terutama di Kelurahan Gunung Sari Ulu.
Pada peluncuran program ini, Staf Ahli Setdakot Balikpapan, Neny Dwi Winahyu, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif Disperkim yang tidak hanya fokus pada penyediaan air bersih, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga. Terutama di kawasan yang selama ini kesulitan mendapatkan akses air bersih, seperti di RT 35 Gunung Sari Ulu. “Program ini bukan hanya membantu masyarakat mendapatkan air bersih, tapi juga mampu meningkatkan ekonomi warga,” kata Neny diwawancarai belum lama ini.
Program Kota Kita mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya mencakup pembangunan fisik, tapi juga memperhatikan aspek sosial dan ekonomi masyarakat. “Melalui program ini, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga penggerak utama perubahan. Mereka bukan lagi objek pembangunan, tapi subjek yang ikut membentuk masa depan lingkungan mereka,” ujar Neny menambahkan.
Salah satu aksi nyata program ini adalah pembangunan sumur bor dalam di RT 35, yang langsung dikelola oleh masyarakat melalui Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP). Ketua KPP, Victor Simatupang, menjelaskan bahwa sejak sumur ini dibangun pada 2022, 80 keluarga telah merasakan manfaat dari air bersih. Berkat dukungan program Kota Kita, layanan air bersih akan diperluas, dan ditargetkan dapat melayani hingga 700 keluarga dengan kapasitas produksi 36 liter per detik.
“Sumur ini telah melayani warga empat RT, yakni RT 29, RT 35, RT 37, dan RT 40. Dengan jumlah penerima manfaat mencapai 1.600 jiwa, kami berharap layanan air ini bisa terus mengalir 24 jam tanpa gangguan seperti sebelumnya,” kata Victor.
Victor juga berharap, sistem air bersih di wilayahnya bisa berjalan layaknya layanan PDAM, di mana warga cukup membuka keran untuk mendapatkan air bersih tanpa perlu sistem bergilir. Ini akan memastikan bahwa seluruh warga mendapatkan akses air bersih yang konsisten dan memadai.
Kesuksesan program Kota Kita di Gunung Sari Ulu juga membuka peluang untuk diterapkan di kawasan kumuh lainnya di Balikpapan. Disperkim menargetkan bahwa kawasan kumuh yang masih tersisa sekitar 100 hektare, termasuk di Kelurahan Karang Jati dan Sepinggan Raya, dapat segera terbebas dari masalah ini melalui pendekatan kolaboratif lintas sektor.
Kolaborasi yang melibatkan pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, serta media atau yang dikenal dengan konsep pentahelix, menjadi kunci utama keberhasilan program ini. Dengan semangat gotong-royong, Pemkot Balikpapan optimistis mampu mewujudkan Balikpapan yang lebih layak huni dan bebas dari kawasan kumuh pada 2026.
Selain berfokus pada penyediaan infrastruktur dasar seperti air bersih, program Kota Kita juga menekankan pentingnya partisipasi warga dalam pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan. “Kolaborasi lintas sektor ini adalah kunci. Dengan semangat kebersamaan ini, kami yakin Balikpapan bisa menjadi kota yang lebih baik bagi semua,” tegas Neny.
Hingga saat ini, program Kota Kita terus berjalan dengan evaluasi berkelanjutan di beberapa kelurahan lain yang juga menghadapi masalah akses air bersih. Harapannya, dengan dukungan dari berbagai pihak, seluruh kawasan kumuh di Balikpapan bisa diubah menjadi lingkungan yang sehat, bersih, dan layak huni, sesuai dengan target kota bebas kumuh pada 2026. (ADV/Diskominfo Balikpapan)