Sekolah Favorit Jadi Rebutan, Hamas : Anggarannya Akan Kita Kurangi, Fokuskan ke Sekolah Pinggiran

Lintasbalikpapan.com, SAMARINDA – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2024 telah dimulai. Tentu saja banyak orang tua murid yang memilih mendaftarkan putra-putrinya ke sekolah favorit. Perebutan kuota untuk lolos pendaftaran pun terjadi di masing-masing sekolah favorit. Alhasil sekolah pinggiran atau yang tidak favorit menjadi pilihan terakhir.

Ketua DPRD Provinsi Kaltim, Hasanuddin Mas’ud pun merespon keluhan dari masyarakat. Ia mengakui banyak siswa yang ingin masuk ke sekolah favorit dibanding sekolah pinggiran.

“Yang menjadi masalah adalah semua siswa ingin masuk di SMA favorit. Di Balikpapan aja ada 16 SMA, 9 SMK dan 7 SMK,” kata pria yang akrab disapa Hamas pada Sabtu (22/6/2024).

Menyikapi persoalan yang terus terjadi setiap tahunnya itu, DPRD Provinsi Kaltim berencana mengurangi anggaran ke sekolah favorit. Hamas juga mengatakan nantinya anggaran tersebut akan difokuskan ke sekolah pinggiran agar tingkatannya menjadi setara dengan sekolah favorit.

“Bahwa ada pemikiran kita di dewan SMA favorit kurangi aja bantuan dari Provinsi tapi kita fokuskan ke SMA yang tidak favorit. Supaya gradenya seimbang, jadi sama, pendaftar itu tidak hanya ke favorit,” ungkapnya.

Ia bersama anggota dewan lainnya akan mencoba menggelar rapat terlebih dahulu untuk membahas pengurangan bantuan dan fokus membangun sekolah pinggiran tersebut.

“Jadi kita mau konsen penekanannya ke sekolah pinggiran yang tidak favorit itu supaya grade nya seimbang,” pungkasnya.

Dengan fokus anggaran yang lebih besar untuk sekolah nonfavorit diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih merata dan adil bagi semua anak didik.

Bahkan Hamas menegaskan, anggaran pendidikan yang dimaksud tidak hanya untuk sekolah berbasis negeri tapi juga swasta.

“Sekolah swasta juga dibantu program anggaran, agar dapat membantu pemerintah (memenuhi daya tampung) saat PPDB.

Karena tugas pemerintah provinsi itu mengayomi pendidikan setingkat SMA atau SMK dan sederajat baik negeri maupun swasta,” pungkasnya. (yad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *