Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Inflasi di Kota Balikpapan kembali mengalami kenaikan sebesar 0,44% (month to month), lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober 2023 yakni sebesar 0,13%. Data tersebut berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada November 2023.
Sementara itu secara tahunan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Balikpapan tercatat sebesar 3,40% (year of year) atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional 2,86% (yoy) dan inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kaltim 3,30% (yoy). Adapun inflasi tahun kalender berjalan di Kota Balikpapan adalah 3,20% (ytd).
Kepala Perwakilan BI Balikpapan, R. Bambang Setyo Pambudi mengatakan penyebab kenaikan inflasi pada November 2023 ini disumbang oleh komoditas cabai rawit. Hal ini seiring berkurangnya pasokan di tengah cuaca yang tidak menentu.
“Kemudian inflasi di Kota Balikpapan turut disumbang oleh tarif angkutan udara yang bersumber dari tingginya permintaan masyarakat serta kenaikan harga avtur,” ujarnya dalam rilis yang diterima pada Rabu (6/12/2023).
Kemudian laju inflasi juga didorong oleh komoditas beras. Meskipun tekanan inflasi beras menunjukkan perlemahan seiring dengan meningkatnya pasokan, serta pelaksanaan program bantuan sosial beras tahap II yang dilaksanakan sejak September 2023.
“Selain itu, inflasi pada bulan November 2023 turut disumbang oleh bayam dan kopi bubuk,” katanya.
Di sisi lain, laju inflasi pada bulan November 2023 tertahan oleh beberapa komoditas diantaranya adalah komoditas kacang panjang, pir, minyak goreng, dan ikan layang/ikan benggol serta bensin.
Diperkirakan inflasi masih akan naik lantaran disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama yakni potensi kenaikan permintaan bahan pokok menjelang HBKN Natal dan Tahun Baru. Kedua, tingginya permintaan untuk berbagai komoditas pangan, jasa dan okupansi akomodasi di Kota Balikpapan yang ditengah dua Program Srategis Nasional yaitu RDMP Pertamina Balikpapan dan Pembangunan IKN.
“Ketiga, potensi penurunan produksi pangan di daerah sentra penghasil seiring dengan cuaca yang tidak menentu,” ungkapnya.
Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus bersinergi melalui berbagai hal. Seperti menggelar pasar tani setiap hari Selasa, Sabtu dan Minggu di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan. Kemudian kerjasama antar daerah (KAD) untuk komoditas pangan utama.
Upaya lainnya yakni pelaksanaan Gerakan Wanita Matilda (GWM) sebagai bagian dari program GNPIP Kota Balikpapan melalui penanaman tanaman sayuran secara hidroponik dan urban farming komoditas cabai di 6 kecamatan di Balikpapan. Kemudian persiapan pelaksanaan pasar murah dalam rangka momen HBKN Natal dan Tahun Baru.
“Selanjutnya, Bank Indonesia akan senantiasa bersinergi dengan berbagai pihak untuk menjaga tingkat inflasi pada rentang target inflasi nasional 3 persen kurang lebih 1 persen,” pungkasnya. (*)