Dukung Sekolah Hijau, KPI Balikpapan Edukasi Pelajar SMP Membuat Pupuk dari Limbah Organik

Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan melakukan edukasi dan pelatihan pengolahan sampah menjadi pupuk organik dalam Program “Green School” Bersama 35 siswa-siswi SMPN 25 Balikpapan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di aula SMPN 25 Balikpapan, Kamis (30/11).

Perwakilan Yayasan Peduli Balikpapan Agustina pada kesempatan ini ditunjuk sebagai narasumber untuk menyampaikan materi terkait edukasi dan pengolahan pupuk. Sampah organik yang selama ini belum termanfaatkan bisa menjadi pupuk padat dan cair untuk mengembangkan penghijauan di sekolah.

“Sampah organik itu sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia. Sampah organik itu juga bisa dibilang sebagai sampah ramah lingkungan. Bahkan, sampah ini juga bisa diolah kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat bila dikelola dengan benar. Tetapi sampah bila tidak dikelola dengan benar pastinya akan menimbulkan penyakit dan bau yang tidak enak dari hasil membusuknya sampah itu,” kata Agustina.

Lebih lanjut, Agustina menjelaskan bahaya sampah yang dibiarkan membusuk di lingkungan sekitar. Sampah sendiri merupakan permasalahan lingkungan di berbagai daerah. Pengelolaan sampah memerlukan penanganan yang baik, karena sampah bisa menimbulkan pencemaran air, udara, dan lingkungan.

“Semua orang bisa menderita berbagai penyakit yang disebabkan sampah disekitar kita yang sudah membusuk. Penyakit yang dapat timbul seperti asma, kanker, penyakit kardiovaskular, kanker anak, COPD, BBLR, cacat lahir, dan kelahiran prematur. Sampah juga menyebabkan penyakit oleh bakteri dan virus, seperti diare, disentri, tifus, kolera, jamur dan berbagai macam penyakit kulit. Dampak sampah sangat banyak namun, kita bisa meminimalkan dampak tersebut dengan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Ayo kita semua harus mengelola sampah untuk kehidupan yang lebih baik” ajak Agustina.

Dengan mengolah sampah, merupakan suatu tindakan menjaga kondisi lingkungan dari berbagai permasalahan lingkungan. Agustina berharap kedepan bahaya dari sampah bisa berkurang, karena mengolah sampah merupakan tanggung jawab bersama.

Perwakilan Yayasan Peduli Balikpapan Antos menjelaskan pembuatan kompos kepada siswa-siswi sekaligus mempraktikan cara pembuatan pupuk kompos.

“Pembuatannya tidaklah sulit, tetapi perlu ketelitian dan kesabaran karena proses pengomposan cukup memakan waktu. Bahan-bahan yang digunakan biasanya adalah sisa bahan makanan di rumah. Akan tetapi tidak semua sampah dapur bisa dimanfaatkan untuk membuat kompos. Bahan-bahan yang biasanya dijadikan kompos yaitu potongan buah, potongan sayuran ampas kopi, kulit telur, potongan rumput dan tanaman, kayu dan kulit kayu yang dicincang halus, kertas bekas, tisu, atau koran yang sudah tak terpakai lagi dan Sedotan,” jelas Antos.

Kepala Sekolah SMPN 25 Balikpapan, Ida Susanti berterima kasih kepada PT KPI Unit Balikpapan yang sudah mendukung kegiatan ini, serta memberikan edukasi kepada pelajar tentang pemilahan sampah.

“Terima kasih Kepada PT KPI Unit Balikpapan yang masih mendukung sosialisasi ke-dua ini dalam rangkaian kegiatan SMPN 25 Balikpapan menuju sekolah adiwiyata. Setelah ini anak-anak bisa membuat pupuk kompos dan mengaplikasikan untuk tanaman kita yang sudah ada,” kata Ida.

Kota Balikpapan beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai Kota terbersih se-Asean. Perolehan ini didapatkan karena Balikpapan dinilai telah melakukan pengelolaan sampah yang baik.

Salah satu staff pengajar SMPN 25 Balikpapan, Widya menyampaikan bahwa pembuatan pupuk kompos dapat ditindaklanjuti oleh pihak sekolah. “Kegiatan ini bisa kami tindaklanjuti dengan Program Penguatan Pelajar Pancasila. Siswa bisa mempraktikan mulai dari pembuatan alat sederhana,” tutur Widya.

PT KPI Unit Balikpapan melihat peluang kegiatan ini sebagai media belajar bagi seluruh siswa SMPN 25 Balikpapan. Tentunya dalam memperluas pengetahuan dan kemampuan dalam pengelolaan lingkungan.

Di tempat terpisah, Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Perangin Angin menyampaikan dukungannya “Kegiatan Edukasi Pengelolaan Sampah menjadi pupuk organik sudah banyak dilakukan oleh kelompok binaan PT KPI Unit Balikpapan. Tentunya dengan meneruskan pengetahuan dengan edukasi ini ke anak sekolah, dapat mendukung Program Green School. Selain itu melalui kegiatan ini juga ikut mengkampanyekan kepada siswa agar dapat berperan aktif menjaga lingkungan di sekitar,” tutup Chandra. (*)

banyak masyarakat yang beralih dari Pertamax ke Pertalite lantaran perbedaan harga yang jauh. Antrean ter

Ini diatur oleh kuota. Yang artinya Pertamina sendiri harus menyesuaikan dengan kuota yang sudah ditetapkan per tahunnya oleh pemerintah pusat.


Lalu melihat antrian BBM di Balikpapan ini tidak terlihat di awal-awal tahun. Karena memang di awal tahun harga Pertamax dan Pertalite tidak beda jauh. Malah kalau waktu itu pengetapnya banyakan Pertamax karena mereka untung kalau dijual, beli Rp12 ribu terus dijualnya Rp15 ribu. Sekarang karena disperitasnya tinggi, jadi perbedaannya Rp4000. Selain banyak orang yang switching dari Pertamax ke Pertalite, pengetap sekarang senangnya yang pertalite. Itulah mengapa kejadian di Balikpapan Samarinda ini, selain dari banyaknya switching Pertamax ke Pertalite, itu tanda kutip pengetap sudah banyak yang mengisi Pertalite. Tidak tanggung-tanggung, sekarang banyak yang menggunakan kendaraan roda empat. Karena mereka menggunakan mobil pribadi dan pembeliannya normal, ya Pertamina nggak bisa melarang, karena mereka mengisi sesuai kapasitasnya. Tidak ada aturan melarang mereka (mobil).

Urai Kemacetan Akibat Antrian BBM di Kota Balikpapan, Patra Niaga Alihkan Penjualan Pertalite di Dua SPBU ini

Urai Kemacetan

Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Sebagai bentuk implementasi hasil koordinasi dengan stakeholder terkait, PT Pertamina Patra Niaga di Regional Kalimantan mengalihkan penjualan produk BBM jenis Pertalite di dua SPBU yang berada di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, yaitu SPBU 64.761.07 Stalkuda dan SPBU 61.761.02 Sepinggan. Hal ini disampaikan oleh Area Manager Communication, Relations & CSR Patra Niaga Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra, dalam keterangan persnya pada Kamis (30/11).

“Seperti yang telah disampaikan beberapa waktu kemarin, antrian Panjang khususnya kendaraan roda empat dalam pembelian Pertalite diakibatkan karena beberapa hal salah satunya disparitas harga antara Pertamax dan Pertalite yang cukup jauh yaitu Rp 4.000,-. Akibat disparitas tersebut banyak konsumen Pertamax beralih ke Pertalite sehingga antrian menjadi Panjang. Hal ini ditambah dengan jumlah SPBU yang tidak banyak serta lokasi dan luasan SPBU di Kota Balikpapan yang rata-rata tidak terlalu besar,” ujar Arya.

Oleh karena itu, Arya menambahkan, dari hasil pertemuan dan koordinasi dengan seluruh stakeholder maka Patra Niaga di Regional Kalimantan maka dua SPBU di Stalkuda dan Sepinggan tidak lagi menjual BBM jenis Pertalite untuk kendaraan roda empat, namun masih melayani penjualan untuk kendaraan roda dua.

“Langkah ini diambil karena kedua SPBU tersebut berada di jalan utama Kota Balikpapan dan kerap mengakibatkan kemacetan karena panjangnya antrian. Masyarakat atau konsumen roda empat tetap bisa membeli BBM jenis Pertalite di SPBU MT Haryono atau SPBU Gunung Guntur. Kami memastikan Pertalite tetap tersedia di Kota Balikpapan hanya memang lokasinya yang dipindahkan dalam rangka antisipasi kemacetan di jalan utama tersebut, “ ungkap Arya.

Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan mencatat penyaluran harian BBM jenis Pertalite di Kota Balikpapan rata-rata sebanyak 300-350 Kiloliter per hari.

“Kami memahami bahwa akibat disparitas harga yang cukup tinggi pasti akan ada peralihan konsumen Pertamax ke Pertalite. Namun kami berharap dan menghimbau kepada pengguna Pertamax atau BBM Non subsidi tetap menggunakan jenis BBM non subsidi tersebut karena dipastikan kualitas yang lebih baik dalam menjaga performa kendaraan serta ramah lingkungan,” pungkas Arya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *