Pemkot Perkuat Layanan HIV dengan Menghadirkan 25 Titik Layanan

Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menegaskan bahwa perjuangan melawan HIV tidak semata soal penyediaan obat dan layanan medis, tetapi juga upaya menghapus stigma yang masih melekat di masyarakat.

Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), Pemkot kini menghadirkan 25 titik Layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) HIV yang tersebar di 10 rumah sakit dan 15 puskesmas. Dengan jaringan layanan yang semakin luas, warga diharapkan tidak kesulitan dalam mengakses fasilitas kesehatan, baik untuk pemeriksaan dini maupun terapi lanjutan.

Namun, Kepala Dinkes Balikpapan, Alwiati, menekankan bahwa keberadaan layanan ini hanya akan efektif apabila masyarakat memiliki keberanian untuk memeriksakan diri tanpa rasa takut akan diskriminasi.

“Stigma seringkali lebih berbahaya dibanding penyakit itu sendiri. Karena itu, kami ingin menciptakan lingkungan yang mendukung, agar siapa pun tidak ragu memeriksa dan mendapatkan pengobatan,” jelas Alwiati, Senin (8/9/2025).

Alwiati menambahkan, layanan PDP tidak sekadar pengobatan medis, tetapi juga mencakup dukungan psikologis dan sosial. Hal ini dinilai penting karena pasien yang menjalani pengobatan antiretroviral (ARV) membutuhkan ketenangan batin, semangat, serta penerimaan lingkungan agar tetap bisa produktif di tengah masyarakat.

“Dengan adanya pendampingan dan dukungan, pasien dapat lebih disiplin menjalani terapi dan kualitas hidupnya bisa terus terjaga,” tambahnya.

Dia berharap, dengan semakin terbukanya akses dan meningkatnya kesadaran masyarakat, rantai penularan HIV di Balikpapan bisa ditekan. Pemeriksaan dini dianggap menjadi kunci penting, karena semakin cepat infeksi terdeteksi, semakin efektif pula penanganannya.

Saat ini, data Dinkes menunjukkan masih ada puluhan kasus baru HIV yang terdeteksi setiap tahunnya. Sebagian besar kasus ditemukan pada usia produktif. Hal ini menjadi perhatian serius, sebab jika tidak ditangani secara komprehensif, bukan hanya kesehatan pasien yang terdampak, tetapi juga aspek sosial dan ekonomi masyarakat.

Pemkot Balikpapan juga mengajak masyarakat untuk menyingkirkan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Kesadaran kolektif ini diyakini mampu menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan mendukung, sehingga setiap warga tidak ragu untuk melakukan tes HIV maupun melanjutkan pengobatan.

“Balikpapan sehat hanya terwujud jika kita bersama-sama peduli, saling mendukung, dan menyingkirkan stigma,” pungkas Alwiati. (yud/ADV/Diskominfo Balikpapan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *