Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa pelaksanaan Konferensi Daerah (KONFERDA) dan Konferensi Cabang (KONFERCAB) PDI Perjuangan Kalimantan Timur yang digelar pada 8 Desember 2025 di Hotel Novotel Balikpapan bukan sekadar agenda formalitas partai.
Ia menyebut forum tersebut sebagai proses demokrasi internal yang dijalankan secara transparan serta menjadi momentum konsolidasi ideologi dan penguatan organisasi.
Hasto menjelaskan bahwa DPP PDI Perjuangan menerapkan sistem merit dalam menentukan struktur pimpinan DPD dan DPC. Aspirasi dari akar rumput menjadi dasar utama sebelum keputusan final diambil oleh DPP.
“Kami mendengarkan aspirasi dari bawah terhadap calon pimpinan DPD maupun DPC. Setelah itu dilakukan psikotest dan pemetaan internal sebagai dasar pengambilan keputusan,” ujarnya.
Dia menegaskan bahwa keputusan DPP terutama menyangkut penetapan satu ketua dan dua pendamping, yang dipilih bukan karena posisi elitis, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap partai dan kader.
Terkait penyusunan formatur, Hasto menjelaskan bahwa prosesnya tetap memperhatikan prinsip demokratis. Pada tingkat provinsi, formatur akan didampingi oleh tiga unsur DPC dengan capaian suara tertentu. Hal serupa berlaku pada penyusunan formatur di tingkat DPC.
“Konferda bukan ritual politik lima tahunan. Ini adalah momentum evaluasi, kritik, dan perumusan program perjuangan partai di Kalimantan Timur,” tegasnya.
PDI Perjuangan, kata Hasto, konsisten menjalankan demokrasi berbasis ideologi Pancasila dan merit system dalam menentukan kader yang akan memimpin organisasi. Psikotest, rekam jejak, serta kemampuan melakukan perubahan menjadi instrumen penilaian.
“Semua ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan dan capaian kursi pada pemilu mendatang,” pungkasnya. (yud)






