Lintasbalikpapan.com – PSSI resmi mengumumkan berakhirnya masa kerja Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Kamis (16/10/2025). Keputusan ini menimbulkan kejutan besar di kalangan pencinta sepak bola Tanah Air, terlebih karena tidak melalui mekanisme Rapat Exco yang sebelumnya sempat dijanjikan oleh federasi. Langkah mendadak tersebut langsung memicu berbagai spekulasi di ruang publik, terutama mengenai siapa sosok yang akan menggantikan Kluivert di kursi pelatih kepala.
Kluivert sendiri datang dengan harapan besar mampu membawa Timnas Indonesia menembus level yang lebih tinggi di kancah internasional. Namun, kegagalan membawa skuad Garuda melangkah ke putaran kelima kualifikasi Piala Dunia menjadi titik balik yang cukup menentukan. Hasil ini dianggap tidak memenuhi ekspektasi publik, sehingga seruan “Patrick Kluivert Out” menggema di media sosial. Banyak pihak menilai performa tim di bawah arahannya tidak menunjukkan peningkatan signifikan, meskipun sempat menjanjikan di beberapa laga awal.
Publik Mendorong Kembalinya Shin Tae-yong, Namun Peluangnya Tipis
Setelah kabar pemutusan kerja sama tersebut mencuat, nama Shin Tae-yong (STY) kembali ramai di bicarakan. Publik Indonesia tampak masih memiliki ikatan emosional dengan pelatih asal Korea Selatan itu. Warganet dan pecinta sepak bola nasional beramai-ramai menyerukan agar STY kembali menukangi Timnas Indonesia, mengingat keberhasilannya membangun fondasi kuat dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, pengamat sepak bola nasional sekaligus jurnalis senior, Ronny Pangemanan, menilai peluang kembalinya STY hampir mustahil. Dalam kanal YouTube-nya, Bung Ropan mengungkapkan bahwa meski desakan publik cukup besar, STY tampaknya tidak akan kembali melatih Indonesia. “STY sendiri sudah menegaskan dalam wawancara di Korea Selatan bahwa dirinya sulit kembali ke Indonesia. Meski banyak yang menginginkannya, ia tampak ingin melanjutkan karier di luar negeri,” ujar Ropan.
Ropan juga menyoroti bahwa situasi yang terjadi bukan sekadar soal pergantian pelatih, tetapi cerminan dari kebutuhan PSSI untuk membangun sistem pembinaan yang lebih konsisten. “Pergantian pelatih seharusnya tidak hanya reaktif terhadap hasil pertandingan. Harus ada arah yang jelas dan program jangka panjang,” tambahnya.
Pencarian Pelatih Baru Pengganti Patrick Kluivert, Tantangan Baru bagi PSSI
Dengan berakhirnya masa tugas Patrick Kluivert, kini PSSI di hadapkan pada tugas penting untuk menemukan pelatih yang tepat bagi Timnas Indonesia. Menurut Ronny Pangemanan, sejumlah nama mulai mencuat sebagai calon pengganti, baik dari pelatih lokal maupun asing. Namun, ia menegaskan bahwa siapapun yang di pilih nantinya harus mampu memahami karakter pemain Indonesia dan melanjutkan pondasi yang telah di bangun oleh pelatih-pelatih sebelumnya.
PSSI di harapkan lebih matang dalam mengambil keputusan kali ini. Proses seleksi pelatih harus mempertimbangkan aspek teknis, strategi pengembangan jangka panjang, serta kemampuan komunikasi yang baik dengan para pemain dan media. Sebab, konsistensi dan kesinambungan program pelatihan akan menjadi kunci agar prestasi Timnas tidak kembali stagnan seperti sebelumnya.
Situasi ini juga menjadi momentum bagi federasi untuk melakukan refleksi menyeluruh terhadap arah pembinaan sepak bola nasional. Publik kini menanti langkah konkret dari PSSI, apakah akan tetap mempertahankan gaya permainan modern yang di perkenalkan Kluivert, atau kembali ke pendekatan klasik yang lebih sesuai dengan karakter pemain Indonesia.
Yang jelas, berakhirnya kerja sama dengan Patrick Kluivert membuka lembaran baru dalam perjalanan Timnas Indonesia. Publik berharap, siapapun pelatih yang akan datang, mampu membawa Garuda kembali terbang tinggi di kancah Asia dan dunia. Bukan hanya menjadi topik hangat di media sosial, tetapi benar-benar mencetak prestasi nyata di lapangan.






