Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Aroma krisis kembali menyelimuti Persiba Balikpapan. Klub berjuluk Beruang Madu itu tengah berada di fase paling sulit dalam beberapa tahun terakhir. Kekalahan telak di kandang sendiri dari Persela Lamongan pada Minggu (12/10/2025) menjadi puncak kekecewaan bagi ribuan pendukung setia yang memenuhi Stadion Batakan.
Kepedihan itu berubah menjadi kegelisahan serius bagi Balikpapan Supporter Fanatik (Balistik). Bagi mereka, kemerosotan performa tim bukan sekadar hasil di papan skor—melainkan cerminan dari persoalan mendasar yang tak kunjung selesai: disharmoni antara manajemen klub dan Pemerintah Kota Balikpapan.
“Kami menilai ketidakharmonisan ini harus segera diselesaikan. Rekonsiliasi antara manajemen dan pemerintah kota adalah jalan terbaik demi keberlangsungan Persiba,” tegas Ade Setiawan, Ketua Balistik, dalam pernyataan resmi yang diterima redaksi, Selasa (14/10/2025).
Balistik menegaskan posisinya tetap netral, namun siap menjadi mediator untuk mempertemukan kedua pihak yang dinilai sama-sama memegang peranan penting dalam menjaga eksistensi klub kebanggaan masyarakat Kota Minyak tersebut.
“Semoga pernyataan sikap ini menjadi perhatian bagi kedua belah pihak,” tambah Ade.
Persoalan ini bukan hal baru. Sejak kepemilikan klub diambil alih oleh pengusaha asal Jakarta, Mohammad Rafil Perdana, dinamika internal mulai terasa. Alhasil, Persiba pun terjun bebas ke Liga 3.
Hingga akhirnya manajemen sepakat bergandengan tangan dengan Alwi Al Qadri dan Rahmad Mas’ud yang ditunjuk sebagai Pembina Persiba Balikpapan. Dari tangan keduanya lah Persiba Balikpapan semakin membaik hingga akhirnya mampu membawa tim beruang madu ini naik kasta ke Liga 2.
Lantaran tak memiliki kewenangan penuh dalam kepengelolaan Persiba, keduanya pun sepakat untuk menyerahkan kembali kepada pemilik klub yakni Rafil Perdana.
Kini, Persiba kembali berjuang di tengah keterbatasan. Latihan tim pun tak lagi berlangsung di lapangan latihan Stadion Batakan, melainkan di Balikpapan Soccer Field (BSF), Jalan Beller. Sebuah sinyal bahwa kondisi operasional klub semakin tidak ideal.
Bagi Balistik, ini bukan sekadar tentang sepak bola, tetapi tentang harga diri kota. Persiba adalah simbol, ikon yang selama puluhan tahun menjadi identitas masyarakat Balikpapan.
Kini, bola panas bukan lagi di lapangan, melainkan di meja pembicaraan. Mampukah manajemen dan Pemkot Balikpapan duduk bersama demi menyelamatkan klub bersejarah ini?
Waktu akan menjadi penentu dan suporter masih menunggu, dengan doa, teriakan, dan cinta yang tak pernah padam. (yad)
Seperti diketahui, Persiba Balikpapan saat ini dimiliki oleh pengusaha luar daerah yang tinggal di Jakarta yakni Mohammad Rafil Perdana. Sejak terjun bebas ke Liga 3, kondisi Persiba terus menjadi perhatian bagi pecinta sepakbola di Balikpapan. Hingga akhirnya manajemen sepakat bergandengan tangan dengan Alwi Al Qadri dan Rahmad Mas’ud yang ditunjuk sebagai Pembina Persiba Balikpapan. Dari tangan keduanya lah Persiba Balikpapan semakin membaik hingga akhirnya mampu membawa tim beruang madu ini kembali naik kasta ke Liga 2.
Lantaran tak memiliki kewenangan penuh dalam kepengelolaan Persiba, keduanya pun sepakat untuk menyerahkan kembali kepada pemilik klub yakni Rafil Perdana.
Kondisi Persiba pun saat ini terbilang mengkhawatirkan. Apalagi Bryan Cesar cs kini tak berlatih di lapangan latihan Stadion Batakan dan memilih berlatih di Balikpapan Soccer Field (BSF) yang berada di Jalan Beller. (yad)





