Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Komisi II DPRD Kota Balikpapan terus memperkuat landasan ilmiah dalam pembangunan sektor pariwisata melalui penyusunan kajian akademik yang melibatkan para akademisi dari Universitas Negeri Malang.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya merumuskan arah kebijakan pengembangan pariwisata kota secara lebih terarah, merata, dan berkelanjutan.
Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, menjelaskan bahwa kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar hari ini, merupakan wadah penting untuk menghimpun berbagai masukan dari pelaku wisata, akademisi, dan perangkat daerah.
“FGD ini kami lakukan agar kajian akademik yang sedang disusun tidak hanya bersifat teoritis, tapi benar-benar mencerminkan kebutuhan dan potensi lokal. Semua masukan dari pelaku wisata menjadi penguatan bagi arah pembangunan sektor pariwisata kota,” ujar Fauzi kepada wartawan di Hotel Grand Senyiur Balikpapan, Selasa (7/10/2025).
Menurutnya, Balikpapan memang belum memiliki kekayaan alam dan budaya sebesar daerah wisata lain seperti Bali atau Yogyakarta. Namun dengan perencanaan yang matang, kota ini berpeluang besar menjadi destinasi unggulan berbasis kekuatan khasnya sendiri, seperti wisata mangrove, wisata edukasi, dan wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition).
“Kajian ini akan menjadi dasar ilmiah bagi pemerintah kota dalam merancang kebijakan pembangunan wisata yang berimbang dan realistis. Kami ingin setiap kecamatan punya potensi wisata yang dikembangkan sesuai karakter wilayahnya,” tambahnya.
Salah satu usulan yang masuk dalam pembahasan adalah pengembangan Rumah Budaya di Balikpapan Utara, yang diharapkan menjadi ikon baru wisata berbasis budaya dan edukasi.
Komisi II juga telah menyerahkan lahan potensial untuk proyek tersebut kepada pemerintah kota melalui BKAD, meski masih ada tahapan legalisasi yang perlu diselesaikan.
Fauzi menegaskan, kolaborasi antara DPRD, pemerintah, dan akademisi ini diharapkan melahirkan arah pembangunan wisata yang tidak hanya menambah destinasi baru, tetapi juga memperkuat identitas kota serta memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat.
“Dengan dasar kajian akademik, kami ingin pembangunan wisata Balikpapan berjalan terarah, berkelanjutan, dan punya daya saing. Wisata harus menjadi sektor yang berdiri sejajar dengan bisnis, bukan sekadar pelengkap,” tutupnya. (yud/ADV/DPRD Balikpapan)






