Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Sebagai Kota Layak Anak (KLA), Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) akan menambah Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) di area terbuka yang sekaligus berfungsi sebagai taman dan area hijau pada tahun 2025 mendatang.
Sepanjang tahun 2024, telah terbangun tiga RBRA yakni di Taman Bekapai, Taman Puspoyudo, dan Islamic Center.
“Saat ini di kota kita sudah ada tiga taman bermain untuk anak. Untuk tahun depan kita berencana akan menambah taman bermain anak di Balikpapan,” kata Kepala DP3AKB Kota Balikpapan Heria Prisni ketika diwawancarai wartawan, Rabu (20/11/2024).
Menurut Heria, bahwa idealnya satu Kecamatan memiliki satu taman bermain untuk anak. Karena, keterbatasan anggaran mungkin hanya satu taman bermain yang akan dibangun tahun depan.
Jumlah taman bermain untuk anak yang ada di kota Minyak ini masih kurang jika dibanding dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang tersedia.
Oleh karena itu, lanjut dia secara bertahap pemkot Balikpapan akan terus menambah taman-taman bermain anak termasuk sarana dan prasarana penunjang seperti infrastruktur dan jenis permainan yang disediakan.
“Salah satu indikator yang harus terpenuhi agar tumbuh kembang anak maksimal ialah harus ada interaksi dan komunikasi dengan sebayanya,” terangnya.
Untuk itu, pembangunan taman anak ialah upaya pemkot Balikpapan dalam mengumpulkan anak sebaya di tempat dan aktifitas yang sama, sehingga diantara pengunjung diharapkan terjadi komunikasi dan interaksi sosial.
Dia menambahkan, dengan adanya taman bermain yang aman dan nyaman ini, diharapakan anak-anak di wilayahnya memiliki cukup ruang untuk bermain serta mengeksplorasi lingkungan dalam mewujudkan Kota Layak Anak di Balikpapan.
Tak hanya itu, penyediaan taman bermain merupakan bagian dari upaya pemerintah Balikpapan guna memenuhi hak anak untuk bermain serta tumbuh dan berkembang secara optimal.
“untuk penyediaan taman-taman bermain tujuannya agar dapat menjauhkan anak-anak dari pengaruh buruk penggunaan gawai yang merupakan salah satu perkembangan teknologi semua usia,” pungkasnya. (Djo)