Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Komisi IV DPRD Kota Balikpapan mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan agar membuat taman baca untuk masyarakat. Khusunya anak-anak di kota Balikpapan. Tujuannya untuk menghidupkan kembali gairah membaca masyarakat, sehingga literasi bisa semakin menguat.
Menurut Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan, Gasali, bahwa saat ini anak-anak hingga remaja cenderung menghabiskan waktu bermain gadget untuk melihat sosial media maupun bermain game.
“Bermain gadget pastinya memiliki dampak positif maupun dampak negatif. Sehingga diperlukan upaya serius untuk menyeimbangkan waktu yang dihabiskan di dunia digital dengan aktivitas yang lebih bermanfaat, seperti membaca buku,” kata Gasali ketika diwawancarai wartawan, Kamis (7/11/2024).
Dia mengaku bahwa, media sosial dan game menjadi daya tarik kuat bagi anak-anak dan generasi muda, sehingga ada kekhawatiran mengenai dampak negatif yang bisa ditimbulkan, termasuk dampak pada kesehatan mental dan pola pikir.
“Bermain gadget memang menjadi magnet bagi anak-anak dan remaja saat ini. Namun, kita harus tetap mendorong agar mereka tidak melupakan buku,” ujarnya.
Dengan membaca buka dapat menumbuhkan wawasan dan pemahaman yang lebih mendalam, berbeda dengan apa yang disajikan di saat bermain gadget untuk melihat sosial media.
Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan untuk membuat taman baca sebagai upaya konkret untuk mengarahkan minat anak-anak dari layar gadget ke kegiatan yang lebih bermanfaat.
“Membuat taman baca yang ramah anak dan nyaman diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri sehingga mereka merasa betah. Apalagi saat hari libur masyarakat Balikpapan pasti pergi mancari tempat yang nyaman seperti taman,” terang Gasali
Desain taman baca juga diproyeksikan lebih terbuka dan menarik, misalnya dengan area yang memiliki sudut-sudut interaktif dan buku-buku yang tersusun secara visual sehingga mengundang rasa ingin tahu.
Tidak hanya sebagai tempat untuk membaca, ia katakan, dengan adanya taman baca diharapkan bisa menjadi area di mana anak-anak bisa berkumpul, berinteraksi, dan beraktivitas kreatif di lingkungan yang positif.
“Kami ingin menciptakan pengalaman yang menyenangkan sehingga anak-anak tidak merasa terpaksa untuk membaca, tetapi justru merasa tertarik untuk datang kembali,” pungkasnya. (Djo/ADV/DPRD Balikpapan)