Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Sebagai gerbang utama Kalimantan Timur dan kawasan Ibu Kota Negara (IKN), Balikpapan kini menjadi tujuan banyak pendatang yang berharap bisa mengadu nasib. Namun, tak semua berhasil, yang menyebabkan peningkatan jumlah orang terlantar di Kota Balikpapan.
Kepala Dinas Sosial Balikpapan, Eddy Gunawan, menyebutkan bahwa setiap bulan sekitar 50 hingga 100 orang terlantar membutuhkan bantuan pemulangan ke daerah asalnya. “Kami bantu pemulangan bagi yang telah lolos proses asesmen,” ujar Eddy. Menurutnya, pendatang terlantar ini sering kali datang dalam kelompok berjumlah sekitar 10 orang, dan sebagian besar berasal dari luar Balikpapan.
Banyak dari mereka adalah pekerja yang sebelumnya mencoba peruntungan di sektor perkebunan atau proyek-proyek di IKN, namun tidak berhasil. Eddy mencontohkan kasus pemulangan 28 pekerja asal Jawa Barat yang terlantar setelah tidak mendapat pekerjaan.
“Seringkali kami kesulitan karena perusahaan yang mendatangkan mereka enggan bertanggung jawab,” jelasnya.
Ada juga kasus pekerja yang kabur dari tempat kerja karena kondisi yang tidak sesuai, sehingga mereka akhirnya terlantar di Balikpapan. “Tidak semua bisa kami bantu untuk dipulangkan, karena proses asesmen sangat penting,” tambah Eddy. Rata-rata pemulangan dilakukan melalui kapal laut, terutama dari Pelabuhan Semayang, berkoordinasi dengan kepolisian.
Dalam kondisi khusus, pemulangan bisa dilakukan melalui jalur udara. Eddy menyebutkan contoh saat pihaknya memulangkan dua orang terlantar ke Ternate dan Banyuwangi menggunakan pesawat karena kondisi kesehatan mereka yang lumpuh dan membutuhkan bantuan kursi roda. “Dalam kasus seperti itu, kami menugaskan pendamping untuk memastikan keselamatan mereka hingga tiba di kota asal,” ujarnya.
Dinas Sosial Balikpapan memiliki anggaran khusus untuk membantu pemulangan orang terlantar dalam kondisi tertentu, terutama yang membutuhkan transportasi udara karena alasan medis. Namun, Eddy menegaskan, anggaran tersebut terbatas, sehingga pihaknya terbuka terhadap bantuan dari berbagai komunitas, organisasi masyarakat, yayasan, serta lembaga sosial seperti Rumah Zakat dan Baznas.
Selama ini, proses pemulangan orang terlantar juga didukung oleh berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), paguyuban, dan organisasi sosial lainnya.
“Kolaborasi ini sangat penting untuk membantu mereka yang membutuhkan agar bisa pulang ke keluarga atau komunitas asal mereka,” pungkas Eddy. (*/ADV/Diskominfo Balikpapan)