Lintasbalikpapan.com – Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) tengah menjadi sorotan tajam setelah kasus dugaan naturalisasi ilegal tujuh pemain Timnas Malaysia mencuat ke publik. Dalam konferensi pers di Wisma FAM, Kuala Lumpur, pada Jumat (17/10/2025), Wakil Presiden FAM, Datuk S. Sivasundaram, memilih bungkam ketika di minta menjelaskan garis keturunan para pemain tersebut. “Anda bertanya mengapa kami tidak membuktikan tentang kakek dan leluhur mereka. Kami tidak dapat mengatakan apa-apa sekarang, biarkan kasus ini di selesaikan,” ujarnya di kutip dari media Malaysia, Stadium Astro.
FAM mengklaim telah membentuk badan independen untuk menyelidiki persoalan ini lebih lanjut. Namun, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi mengenai keabsahan dokumen yang di gunakan oleh para pemain saat proses naturalisasi berlangsung. Sikap diam FAM justru menambah tanda tanya besar di kalangan publik dan pemerhati sepak bola Malaysia.
Tujuh Pemain Dituduh Naturalisasi Ilegal
FIFA sebelumnya melaporkan hasil investigasi yang mengungkap bahwa kakek atau nenek dari tujuh pemain naturalisasi tersebut tidak lahir di Malaysia, melainkan di negara lain. Ketujuh pemain yang dimaksud adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado. Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
Federasi Sepak Bola Malaysia sempat menyampaikan bahwa berdasarkan dokumen yang mereka miliki. Leluhur para pemain itu tercatat lahir di sejumlah wilayah Malaysia seperti Melaka, Penang, George Town, Johor, Kuching, dan Selat Melaka. Namun, hasil penelusuran FIFA menunjukkan adanya perbedaan data yang signifikan dengan dokumen asli dari negara asal masing-masing pemain. FAM kemudian beralasan bahwa perbedaan tersebut diduga terjadi akibat kesalahan teknis dari staf administrasi yang menangani berkas naturalisasi para pemain.
Meski begitu, alasan tersebut tidak serta-merta membebaskan FAM dari tanggung jawab. Banyak pihak menilai bahwa lembaga sebesar Federasi Sepak Bola Malaysia seharusnya memiliki sistem verifikasi yang jauh lebih ketat sebelum memproses dokumen naturalisasi pemain asing.
Sanksi Berat dari FIFA dan Dampak bagi FAM
Konsekuensi dari manipulasi dan pemalsuan dokumen ini berujung pada sanksi berat yang di jatuhkan oleh FIFA kepada FAM. Federasi sepak bola Malaysia itu di denda sebesar 350.000 franc Swiss atau sekitar Rp7,3 miliar. Tak hanya itu, ketujuh pemain yang terlibat juga di kenai hukuman larangan bermain selama satu tahun dan denda masing-masing sebesar 2.000 franc Swiss.
Sebagai tindak lanjut, FAM pada hari yang sama memutuskan untuk menonaktifkan Sekretaris Jenderal mereka, Datuk Noor Azman Rahman. Yang dianggap memiliki tanggung jawab administratif dalam proses naturalisasi tersebut. Langkah ini di sebut sebagai upaya untuk menunjukkan komitmen FAM dalam menegakkan integritas sepak bola nasional di tengah sorotan publik internasional.
Kasus ini menjadi pukulan berat bagi sepak bola Malaysia yang dalam beberapa tahun terakhir. Berupaya meningkatkan performa di tingkat Asia Tenggara dengan strategi naturalisasi pemain asing. Namun, insiden ini justru membuka celah besar terkait lemahnya pengawasan dan akurasi data dalam proses administrasi FAM. Banyak pengamat menilai, ke depan FAM perlu memperketat mekanisme verifikasi dokumen agar kasus serupa tidak kembali mencoreng reputasi sepak bola Malaysia di mata dunia.






