Dinkes Balikpapan Siapkan Mekanisme Adaptif Jalankan Instruksi Pengawasan Harian MBG

Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Instruksi baru pemerintah pusat terkait kewajiban pengawasan harian dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) disikapi serius oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan. Aturan tersebut mewajibkan adanya monitoring ketat terhadap setiap tahapan produksi makanan, mulai dari pemilihan bahan baku, penyimpanan, proses pengolahan, hingga distribusi ke sekolah-sekolah penerima manfaat.

Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Alwiati, mengakui bahwa kebijakan tersebut penting untuk menjamin kualitas dan keamanan pangan, terlebih setelah munculnya kasus keracunan makanan MBG di beberapa daerah lain.

Namun, ia menegaskan bahwa pelaksanaannya membutuhkan penyesuaian di lapangan, mengingat keterbatasan jumlah tenaga kesehatan dan jam produksi dapur MBG yang berlangsung sejak dini hari.

“Tidak mungkin tenaga kesehatan kami ditugaskan rutin pukul 01.00 dini hari. Karena itu kami akan menyiapkan mekanisme adaptif, termasuk mendorong pengelola dapur MBG atau SPPG lebih proaktif menjaga standar kebersihan dan keamanan pangan,” ujarnya saat ditemui usai upacara Hari Kesaktian Pancasila, Rabu (1/10/2025)

Instruksi dari Kementerian Kesehatan menekankan agar setiap dapur MBG menyimpan sampel makanan harian untuk keperluan uji laboratorium jika sewaktu-waktu terjadi kasus keracunan. Hal ini menambah beban kerja di tingkat daerah yang selama ini sudah mengutamakan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas.

Menurut Alwiati, Dinkes Balikpapan akan tetap melakukan verifikasi dan pembinaan secara berkala, namun pengawasan operasional sehari-hari akan ditopang oleh pengelola dapur.

“Dinkes tetap hadir sebagai pengawas utama, tapi standar operasional harus dijalankan langsung oleh tim dapur dan SPPG. Jadi tanggung jawabnya berlapis, bukan hanya di tangan tenaga kesehatan,” jelasnya.

Selain itu, Dinkes berencana menerbitkan instruksi teknis khusus kepada seluruh SPPG agar ada standar baku yang seragam di semua dapur MBG. Dengan begitu, pengawasan tidak hanya bergantung pada keberadaan petugas, tetapi juga melekat dalam sistem kerja dapur itu sendiri.

Alwiati menegaskan bahwa tambahan beban pengawasan ini tidak boleh mengganggu program kesehatan lain yang juga menjadi prioritas, seperti penanganan stunting, imunisasi, dan pelayanan kesehatan ibu-anak.

“Kami harus memastikan semua program berjalan seimbang. Jangan sampai karena fokus di MBG, layanan lain terbengkalai,” ujarnya.

Dinkes Balikpapan pun menegaskan komitmennya untuk menjaga kualitas pangan anak-anak agar tetap aman, sehat, dan bergizi.

“Ini soal masa depan generasi kita. Makanan yang dikonsumsi anak-anak setiap hari harus benar-benar terjamin kebersihannya,” pungkas Alwiati. (yud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *