Keluhkan Ketersediaan Air Baku, Warga Usulkan Pemkot Sediakan Sumur Bor

Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Warga RT 62 Kelurahan Klandasan Ilir, Kecamatan Balikpapan Kota, kota Balikpapan mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih. Sehingga pihaknya mengusulkan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan membuat sumur bor.

“Kami warga Balikpapan sebenarnya sudah lama mengelukan sulitnya mendapatkan pasokan air bersih. Padahal, air bersin merupakan kebutuhan dalam sehari-hari,” kata Ketua RT 62 Mulyono kepada wartawan, Sabtu (22/6/2024) sore.

Ia menjelaskan, bahwa persoalan air yang tidak mengalir menjadi perbincangan dan keluhan warga di wilayah ini. Sebab sudah terjadi berbulan-bulan air dari Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) atau PDAM dialirkan secara bergilir empat hari sekali.

“Saat hari Raya Idul Adha warga tidak memiliki air, jangankan untuk mandi, mau berwudhu aja tidak ada. Sehingga warga yang ingin salat Id harus berwudhu di mushola. Sedangkan air di mushola aja beli,” tuturnya.

Dia menyampaikan, semenjak ditetapkannya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim), membuat kota di sekitar IKN mengalami dampak peningkatan jumlah penduduk, tak terkecuali Balikpapan. Sehingga membuat ketersediaan air baku di Balikpapan tidak mencukupi.

“Seharusnya sebelum persoalan kurangnya ketersediaan air baku ini terjadi. Pemkot Balikpapan sudah memiliki wacana untuk mengantisipasi hal ini, karena Balikpapan merupakan pintu gerbang IKN,” terang Mulyono.

Dirinya bertanya, kenapa untuk memperbaiki pipa yang bocor membutuhkan waktu berbulan-bulan. Padahal, memperbaiki pipa yang bocor itu hanya memerlukan waktu satu hari sampai dua hari.

Oleh sebab itu, lanjut dia, hingga saat ini warga masih bertanya-tanya sampai kapan persoalan ketersediaan air baku bisa terselesaikan. Sehingga warga menunggu action dari pemkot dan PDAM untuk mencarikan solusi terkait hal tersebut.

“kami berharap kepada pemkot dan PDAM, supaya bisa mendapatkan solusi terkait persoalan ini. Memang untuk saat ini PDAM
memiliki dua waduk tapi itu hanya untuk menampung air hujan, jadi gimana kalau tidak ada hujan,” ujarnya.

Oleh karena itu, warga RT 62 meminta pemerintah untuk menyediakan sumur bor untuk warga, agar kebutuhan air bersih bagi warga bisa terpenuhi.

“Jadi untuk saat ini sumur bor bisa menjadi solusi untuk jangka pendek,” tutupnya.

Sementara itu, salah satu warga RT 62 Wendy menambahkan, bahwa persoalan air bersih ini, memang memberikan dampak psikis dan fisik. Untuk dampak fisiknya, banyak warga yang rela begadang di malam hari demi menunggu air mengalir. Sebab kalau tidak dijaga nanti air luber dan pembayaran bisa membengkak.

Kemudian, untuk dampak psikis akibat begadang menunggu air mengalir, aktifitas di waktu pagi hingga sore terganggu, karena kurang tidur. Padahal, malam hari, merupakan waktu untuk beristirahat. Tapi demi jaga air harus begadang.

“Iya kalau air mengalir. kalau tidak mengalir kan sia-sia kita begadang. Saya berharap pemerintah bisa memberikan solusi kepada warga untuk jangka pendeknya.

Menurut dia, dengan adanya sumur bor ini dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk warga. Sehingga jangankan untuk satu RT, untuk tiga RT bisa terpenuhi kebutuhan.

“Jadi kami harap pemerintah bisa membuatkan kami sumur bor. Sehingga kebutuhan air untuk warga dapat terpenuhi,” pungkasnya. (Djo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *