lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Melalui pandangan akhir Fraksi Partai PPP include Perindo DPRD Balikpapan, melalui juru bicaranya Nurhadi Saputra mempertanyakan perihal penghapusan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dikawasan SPBU Stalkuda dan Sepinggan, Balikpapan Selatan.
Ia pun mempertanyakan jumlah sebenarnya jatah Pertalite untuk kota Balikpapan. Karena kabarnya suplai tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu.
“Kalaupun memang pemerintah kota mencoba supaya Balikpapan dibiasakan tanpa Pertalite, harusnya diberitahukan dulu agar masyarakat tidak bertanya-tanya kembali,” ucap Anggota Komisi III DPRD Balikpapan kepada awak media, Rabu (29/11/2023).
Lanjutnya, apalagi Pertalite sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat menengah ke bawah, mengingat itu BBM subsidi.
Maka itu, dikatakan bahwa Fraksi PPP include Perindo tidak sependapat mengenai hal ini, baik itu keputusan dari Pertamina maupun pemerintah kota dengan tidak lagi melayani penjualan Pertalite di dua SPBU tersebut.
“Alasannya katanya dua SPBU itu yang menyebabkan macet, padahal bukan. Justru ketika ditutup, bukan menyelesaikan masalah tetapi memindahkan masalah,” akunya.
Diterangkan, jika kemacetan yang terjadi di daerah Stalkuda itu bukan disebabkan karena antrian BBM, melainkan karena jalur kanannya digunakan untuk memutar. Ketika dilakukan rekayasa agar tidak boleh memutar disitu (depan brimob, red), ia yakin kemacetan tidak akan terjadi. Begitupun dengan SPBU yang ada di kawasan Sepinggan.
“Bedakan dulu gitunah4 pemerintah, mana antrian mana kemacetan, kan bisa dilihat melalui camat atau kelurahan. Tadi malam saya rasakan kemacetan sampai 3 kilometer dari Sepinggan sampai Batakan atau bisa dibilang kemacetan antar kecamatan ini,” terang Nurhadi.
Inilah yang menjadi perhatian buat fraksinya untuk mengingatkan pemerintah kota. Dan kalau tidak ingin antri, ia meminta pihak Pertamina terbuka mengenai jumlah Pertalite untuk Kota Balikpapan.
“Tolong Pertamina intruksikan, agar SPBU Balikpapan jual Pertalite 24 jam, mana ada macetnya, mana ada antrinya, pasti selesai perkara. Cuma masalahnya sekarang ini dikurangin apa enggak, itu aja. Kami butuh transparansi,” imbuhnya.
Menurutnya, Pertamina ini menimbulkan masalah di Balikpapan, baik dari tenaga kerjanya, gas elpijinya, sekarang BBM Pertalite. (msa)