Persija ‘Terusir’ Lagi! Laga vs PSBS Dipindahkan ke Solo dan Tanpa Jakmania!

Lintasbalikpapan.comPersija Jakarta kembali menghadapi situasi pelik menjelang laga pekan ke-11 BRI Super League 2025/2026. Klub berjuluk Macan Kemayoran itu harus meninggalkan kandang sementara mereka dan berpindah ke Stadion Manahan, Solo, untuk menjamu PSBS Biak. Keputusan ini diambil setelah berbagai opsi stadion kandang gagal memenuhi persyaratan teknis dan keamanan yang ditetapkan oleh pihak penyelenggara kompetisi serta aparat kepolisian.

Ketua panitia pelaksana (panpel) Persija, Tauhid Indrasjarief atau yang akrab disapa Bung Ferry, mengungkapkan bahwa pihak klub sebenarnya telah merencanakan laga tersebut di gelar di Stadion Pakansari, Bogor. Namun, penggunaan stadion itu urung di lakukan karena waktu pertandingan yang di jadwalkan malam hari tidak mendapat izin dari kepolisian. “Kami sudah diskusi dengan pihak keamanan dan mereka menyetujui pertandingan, tetapi dengan catatan harus di gelar sore hari. Sementara jadwal dari I.League tetap malam,” ujar Bung Ferry.

Waktu Kick-off Persija vs PSBS Jadi Kendala Utama

Persoalan utama yang membuat Persija harus berpindah kandang adalah ketidakmampuan untuk menyesuaikan jadwal kick-off. Klub ibu kota itu sempat mengajukan surat resmi kepada I.League untuk mengubah waktu pertandingan. Dari malam menjadi sore hari agar sesuai dengan rekomendasi kepolisian. Namun, permintaan tersebut di tolak dengan alasan teknis penyiaran dan jadwal kompetisi yang sudah tersusun.

Pihak penyelenggara bahkan menyarankan agar Persija mencari stadion alternatif di luar Jakarta. Pilihan sempat jatuh ke Banten International Stadium (BIS), Serang. Sayangnya, hasil diskusi dengan kepolisian setempat juga menghasilkan keputusan serupa: pertandingan hanya bisa di gelar sore hari. Kondisi tersebut membuat Persija kembali harus mencari opsi lain dalam waktu yang semakin sempit menjelang hari pertandingan.

Manahan Jadi Pilihan Terakhir, Laga Digelar Tanpa Penonton

Dengan waktu yang kian mepet, Persija akhirnya memilih Stadion Manahan, Solo, sebagai solusi terakhir. Selain fasilitas stadion yang representatif, Manahan juga kerap menjadi lokasi netral bagi sejumlah laga besar di Indonesia. Namun, keputusan ini harus di bayar mahal dengan di gelarnya pertandingan tanpa kehadiran suporter.

“Karena waktu sudah terlalu sempit, kami langsung mengambil keputusan untuk bermain di Stadion Manahan pukul 19.00 WIB tanpa penonton,” jelas Bung Ferry. Meskipun keputusan tersebut di sayangkan banyak pihak. Langkah cepat ini menjadi pilihan paling realistis agar pertandingan tetap bisa di laksanakan sesuai jadwal.

Situasi ini menjadi pelajaran berharga bagi Persija dan panpel klub-klub Liga 1 lainnya mengenai pentingnya koordinasi lintas pihak sejak dini. Terutama dalam hal penentuan jadwal dan izin pertandingan. Ke depan, di harapkan penyesuaian waktu dan lokasi laga tidak lagi menjadi penghambat sehingga kompetisi bisa berjalan lebih lancar dan profesional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *