Dewan Soroti Penataan Pasar Pandansari yang Semrawut

Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Anggota Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Japar Sidik, menyoroti kondisi penataan di Pasar Pandansari yang dinilai masih semrawut dan membutuhkan solusi menyeluruh. Ia menilai, pasar yang dikenal paling ramai di Balikpapan itu kini berfungsi ganda layaknya pasar induk dan pasar tradisional sekaligus.

“Pasar Pandansari ini bisa dibilang pasar teramai di Balikpapan. Komoditas yang dibutuhkan masyarakat hampir semuanya tersedia di sana, terutama sembako dan sayur-mayur. Semua supplier dan agen besar memasok barang ke sana, kemudian baru didistribusikan ke wilayah lain,” jelas Japar kepada wartawan, Selasa (28/10/2025)

Namun, kepadatan aktivitas jual beli yang tinggi itu menimbulkan persoalan penataan. Menurutnya, pasar yang seharusnya berfungsi sebagai pasar ritel kini bercampur dengan aktivitas bongkar muat barang dari luar kota, sehingga menyerupai pasar induk.

“Penataannya memang tidak mudah. Pemerintah sudah beberapa kali melakukan penertiban, tapi sering kali setelah beberapa waktu kondisi kembali seperti semula. Jadi harus ada solusi yang menguntungkan semua pihak,” ujarnya.

Japar menjelaskan, di satu sisi pemerintah harus memberi ruang bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dari berdagang, namun di sisi lain ketertiban dan kenyamanan pengunjung pasar juga harus dijaga.

“Masalahnya banyak pedagang yang berjualan di badan jalan atau median jalan. Akibatnya arus lalu lintas terganggu, apalagi ditambah kendaraan parkir di lokasi yang sama. Jadi menumpuk jadi satu,” katanya.

Dia mencontohkan, kondisi di kawasan Pandansari kini sangat padat hingga kendaraan sulit melintas. Upaya penataan seperti pemasangan pembatas jalan pernah dilakukan, namun kemudian kembali dibuka karena justru mempersempit ruang gerak kendaraan.

“Pemerintah kota juga serba salah. Ditertibkan secara ketat, nanti sebentar saja kembali lagi. Jadi memang perlu penataan ulang yang lebih matang,” tutur Japar.

Menurutnya, solusi jangka panjang bisa dilakukan dengan menata ulang area pasar agar pedagang dan pengunjung sama-sama nyaman. Namun, hal itu juga harus mempertimbangkan keterbatasan lahan di sekitar pasar.

“Lokasinya sempit, banyak ruko yang sebenarnya bisa dimanfaatkan, tapi sebagian tidak digunakan. Kalau pun dipakai, kapasitasnya tetap tidak cukup karena jumlah pedagang sudah membludak,” jelasnya.

Japar berharap ke depan penataan Pasar Pandansari bisa dilakukan secara terencana dan berkelanjutan, agar aktivitas perdagangan tetap berjalan lancar tanpa menimbulkan kesemerawutan.

“Yang penting pasar tetap hidup, pedagang bisa mencari nafkah, tapi juga tertib dan nyaman bagi semua. Jadi harus diatur sebaik-baiknya,” pungkasnya. (yud/ADV/DPRD Balikpapan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *