Rumah Anak SIGAP, Inisiatif Tanoto Foundation dalam Pengasuhan dan Pembelajaran Dini

Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Rumah Anak SIGAP merupakan bagian dari inisiatif SIGAP Tanoto Foundation yang bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam memberikan layanan pengasuhan dan pembelajaran dini bagi anak usia 0–3 tahun.

Program ini bertujuan untuk membantu orang tua memahami praktik pengasuhan holistik, terutama dalam memberikan stimulasi yang optimal bagi perkembangan anak.

Saat ini, terdapat 29 Rumah Anak SIGAP yang tersebar di lima provinsi, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Riau. Rumah Anak SIGAP menyediakan aktivitas individu dan kelompok yang terstruktur serta disesuaikan dengan usia anak, baik dilakukan di pusat pengasuhan maupun di rumah.

Hasil program ini menunjukkan dampak positif, di mana 55,6 persen anak dalam kelompok intervensi mencapai skor perkembangan di atas populasi referensi, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan anak dalam kelompok non-intervensi 39,1 persen

Menurut Roselina Ping, Regional Lead Tanoto Foundation, implementasi Rumah Anak SIGAP dilakukan dengan berbagai pendekatan sesuai dengan kondisi setempat. Beberapa pusat ditempatkan di desa, di kelurahan, maupun di gedung milik Dinas Pendidikan. Jika terdapat kesempatan untuk memperoleh lokasi yang lebih baik, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memindahkan Rumah Anak SIGAP ke tempat yang lebih layak.

Dalam aspek pendanaan, beberapa Rumah Anak SIGAP didukung melalui Dana Desa, yang mencakup biaya operasional dan perputaran kader pengasuhan. Saat ini, satu unit Rumah Anak SIGAP sedang dalam tahap finalisasi untuk mendapatkan pendanaan dari Dana Desa.

Selain itu, ada dua pusat yang sedang dalam proses perubahan status menjadi Sentra Pendidikan Anak Usia Dini (SPS) di bawah Dinas Pendidikan.

Di beberapa wilayah, Rumah Anak SIGAP juga memanfaatkan gedung yang sebelumnya digunakan untuk keperluan pendidikan, seperti gedung SKB (Sanggar Kegiatan Belajar). Misalnya, di SKB Tenggarong Seberang, pemerintah daerah telah memberikan ruangan kosong untuk dijadikan pusat pengasuhan dan pembelajaran dini, menggantikan posyandu sebelumnya.

Dengan masuknya Rumah Anak SIGAP ke dalam sistem Dinas Pendidikan, kader-kader yang bertugas telah dimasukkan ke dalam Dapodik (Data Pokok Pendidikan), sehingga operasionalnya nantinya bisa mendapatkan bantuan dana dari BOSDA.

Sementara itu, di wilayah kelurahan, terdapat tantangan terkait ketersediaan dana operasional, karena kelurahan tidak memiliki dana khusus seperti desa. Namun, pemerintah daerah tetap berkontribusi dalam bentuk renovasi fasilitas.

Beberapa Rumah Anak SIGAP yang sebelumnya berlokasi di tempat sempit dan kurang layak telah dipindahkan ke posyandu baru yang lebih representatif, berkat dukungan renovasi dari pemerintah kecamatan.

Tanoto Foundation berperan sebagai katalisator dalam program ini, sehingga keberlanjutan Rumah Anak SIGAP nantinya akan bergantung pada pemerintah daerah. Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong agar model pengasuhan dan pembelajaran dini ini dapat diperluas ke lebih banyak wilayah dengan dukungan penuh dari pemerintah.

Saat ini, sudah terdapat empat praktik baik yang diidentifikasi dari implementasi Rumah Anak SIGAP, yaitu model operasional di desa, di bawah naungan Dinas Pendidikan, di kelurahan, serta dalam sistem pendidikan formal. Profiling dari berbagai model ini tengah disusun oleh tim untuk mengidentifikasi strategi terbaik bagi keberlanjutan program.

Ke depan, Tanoto Foundation berencana mengadakan media visit agar masyarakat dapat melihat langsung bagaimana Rumah Anak SIGAP beroperasi dan memberikan dampak nyata bagi perkembangan anak-anak Indonesia. (Yud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *