Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Robi Ariadi membeberkan komoditas non-pangan emas perhiasan berkontribusi cukup tinggi terhadap angka inflasi Kota Balikpapan pada April 2023.
“Kenaikan emas perhiasan didorong oleh meningkatnya permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri dan juga kenaikan harga global didorong oleh ekspektasi bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve untuk melakukan pemangkasan suku bunga,” kata Robi, Sabtu (4/5/2024).
Sementara, secara umum Indeks Harga Konsumen (IHK) di Balikpapan pada bulan Maret 2024 mengalami inflasi sebesar 0,47 persen (mtm).
Namun, secara bulanan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, maka secara tahunan Inflasi di Balikpapan masih terjaga dengan rentang target antara 2,5 persen ± 1 persen yaitu berada di level 2,29 persen (yoy).
Angka tahunan tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 3,05 persen (yoy) dan inflasi gabungan 4 Kota IHK di Provinsi Kalimantan Timur 3,03 persen (yoy).
Selain itu, adapun komoditas penyumbang inflasi Kota Balikpapan ternyata masih didominasi oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau. Di antaranya beras, ikan layang, cabai rawit, telur ayam ras.
Dia menjelaskan, kenaikan harga beras disebabkan oleh gabungan faktor pasokan dan permintaan, di mana kenaikan permintaan terjadi seiring meningkatnya konsumsi periode Ramadan lalu.
Sementara, lanjut Robi, bahwa sisi pasokan didorong oleh bergesernya masa panen serta musibah banjir yang melanda beberapa daerah pemasok di luar Kota Balikpapan.
“Untuk kenaikan harga ikan layang, disebabkan hasil tangkapan yang mengalami penurunan, karena kendala cuaca. Dan kenaikan harga cabai rawit diakibatkan penurunan jumlah produksi karena masih belum masuknya musim panen,” terangnya.
Untuk inflasi telur ayam ras selain akibat tingginya permintaan, juga karena ketersediaan stok pakan ternak yakni jagung pipil yang terbatas dan harganya yang masih tinggi.
“Disisi lain, kita patut bersyukur, laju inflasi di Kota Balikpapan tersebut tertahan oleh beberapa komoditas yang mengalami deflasi antara lain angkutan udara, tomat, sawi hijau, bawang merah, dan kangkung,” ujarnya.
Sedangkan untuk deflasi angkutan udara disebabkan banyaknya program diskon tiket oleh beberapa maskapai dalam rangka menyambut periode lebaran 2024. (Djo)