
Keterangan Gambar : ilustrasi pencabulan anak dibawah umur
LINTASBALIKPAPAN - Miris. Tindak kejahatan pencabulan kembali terjadi. Pelakunya yakni oknum polisi aktif di lingkungan Polda Kaltim berinisial AS yang diduga melakukan tindak pencabulan terhadap lima orang anak dibawah umur. AS yang merupakan guru ngaji ini mencabuli lima santriwatinya di kediamannya di kawasan Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan. Diketahui kelima korban yakni SN (10), IM (12), NA (9), SA (7) dan KI (11), mereka masih duduk dibangku sekolah dasar. Kasus ini pun lantas dilaporkan kepada pihak berwajib untuk ditindaklanjuti.
Tindak pencabulan AS terungkap saat salah seorang korban memberanikan diri mengadu kepada orang tuanya. Hingga akhirnya santri tersebut tidak mengikuti lagi pengajian AS dan mengadukannya kepada Ketua RT setempat. Oleh Ketua RT lantas terkejut lantaran AS merupakan tokoh agama sekaligus anggota polisi yang disegani di lingkungannya.
"Nggak nyangka mas, sebab dia (AS) ini dikenal baik disini, sering ngadakan pengajian anak-anak dan sering isi khotbah di masjid. Jadi kami nggak nyangka kalau dia seperti itu," kata Nasrudin, Ketua RT setempat ditemui dikediamannya siang tadi (12/9/2019).
Kejadian ini pun dibenarkan oleh Kanit PPA Polres Balikpapan, Iptu Kusmanto. Dimana pihaknya memang menerima laporan terkait tindakan pencabulan yang dilakukan oleh AS pada Senin lalu (9/9/2019). Namun Kusmanto mengatakan pihaknya telah melimpahkan kasus ini kepada Polda Kaltim lantaran pelaku merupakan anggota Polda Kaltim.
"Yang guru ngaji itu ya. Iya ada laporannya masuk ke kami tapi kami limpahkan ke Polda Kaltim karena pelaku merupakan anggota Polda Kaltim," ujar Kusmanto.
Kelima korban tersebut lantas mendapatkan pendampingan psikologi dari UPTD PPA Balikpapan. Dimana pada Senin lalu (9/9/2019) kelima korban telah di BAP oleh pihaknya dan mendapati kronologi kejadian tindakan cabul itu. Dimana keterangan dari korban bahwa ia mendapatkan tindakan cabul sebelum bulan puasa lalu. Korban disuruh memegang dan memainkan alat kelamin pelaku beberapa kali.
"Hasil asesmen awal kami itu kelimanya mengatakan dia disuruh memegang alat kelaminnya dan sambil dianuin. Tindakan ini dilakukan dirumah pelaku usai mengaji, tapi ada juga yang dilakukan di hotel," ungkap Kepala UPTD PPA Balikpapan, Esti Santi Pratiwi ditemui dikantornya di Jalan Milono, Balikpapan Kota..
Esti mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap kelima korban serta orang tuanya. Pihaknya tentu akan melakukan pendampingan psikologi sang anak dan menuntut agar pelaku segera diproses hukum.
"Kami tentu akan lakukan pendampingan psikologinya bahkan sampai pendampingan saat persidangan nanti. Untuk saat ini kami masih melakukan pendalaman apakah korban ada mengalami tindakan lainnya atau tidak. Yang saya khawatirkan itu masih ada korban lainnya yang belum melapor," pungkasnya.
Untuk diketahui, AS dikenal sangat baik dan dihormati di lingkungannya lantaran merupakan tokoh agama sekaligus anggota kepolisian. Ia sering mengisi giat keagamaan serta membuka pengajian bagi anak-anak yang ingin belajar ngaji. Pengajian AS telah berjalan sekira satu tahun lebih. AS bahkan dikenal sebagai Qori dan pernah mengikuti lomba mengaji di berbagai ajang. (min)
LEAVE A REPLY