
lintasbalikpapan.com,
SEPAKU - Ratusan warga Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku,
Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengikuti Sosialisasi HIV/Aids dan Penyakit
Menular Seksual dalam rangka mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN)
yang dilaksanakan di Gedung Serba Guna (GSB) Kelurahan Pemaluan, Kamis (25/5/2023)
siang.
Dalam
sosialisasi kali ini hadir sebagai narasumber Analis Penyakit Menular Dinas
Kesehatan PPU, dr. Rizka Aziza Darwis, MPH dan Sri Wiyani, SKM. Sedangkan
peserta sosialisasi diantaranya tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat,
tokoh pemuda, pemilik wisma, pemilik warung hingga para pekerja IKN.
Menurut
Lurah Pemaluan, Ari Rahayu Purwati, sosialisasi ini bertujuan untuk memberi
pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya HIV-AIDS.
"Jadi
tujuannya agar masyarakat mawas diri atau waspada terhadap penyakit ini,"
kata Ari Rahayu di sela-sela sosialisasi.
Ia berharap
kepada masyarakat agar ridak melakukan
seks bebas untuk menghindari penularan virus HIV -AIDS.
"Jadi
kami berharap tidak ada yang jajan sembarangan agar tidak tertular
penyakit HIV-AIDS," harapnya.
Sekretaris
Camat (Sekcam) Sepaku, Hendro Susilo,
menyambut baik sosialisasi ini sehingga wilayah Pemaluan bebas dari
penyakit HIV-AIDS.
"Jangan
sampai orang luar takut datang ke Pemaluan akibat penyakit berbahaya ini.
Karena itu edukasi seperti ini sangat penting," ujar Hendro.
Sementara
itu, Analis Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten PPU, dr Riska Aziza
Darwis MPH selaku narsumber menjelaskan tentang gejala dan upaya-upaya
pencegahan penyakit HIV-AIDS.
"Virus
HIV-AIDS disebabkan hubungan berganti-ganti pasangan sehingga imun atau daya
tahan tubuh menurun. Setelah daya tahan tubuh menurun akan mudah terserang
berbagai penyakit sebab virus HIV-AIDS membuat tubuh menjadi lemah,"
kata Riska.
Ia
menjelaskan, virus HIV-AIDS bisa tertular melalui oral, dubur, anal, suntikan
bergantian hingga transfusi atau donor darah.
"Jadi
kalau hanya bersalaman maupun berenang bersama tidak akan tertular virus
HIV-AIDS. Sebab gejala-gejala terinfeksi HIV-AIDS akan terlihat setelah 5
sampai 10 tahun. Seperti demam, diare, sariawan hingga pembesaran kelenjar
getah bening," terangnya.
Riska
menambahkan, saat ini jumlah penderita HIV-AIDS mengalami peningkatan di
kalangan ibu rumah tangga dan anak- anak. Adanya sosialisasi ini mendapat
sambutan baik dari warga Pemaluan.
"Saya
selaku warga menyambut baik sosialisasi ini sebab kami tidak mau daerah
Pemaluan ada orang tertular virus HIV -AIDS," ujar Yanto, salah satu
peserta sosialisasi. Diakhir kegiatan dilakukan tanya jawab antara peserta
sosialisasi dan narasumber. (*)
LEAVE A REPLY