Dewa United Vs Persebaya Surabaya: Adu Strategi Racikan Arsitek Berpengalaman!

Lintasbalikpapan.com – Pekan ketujuh BRI Super League 2025/2026 akan menghadirkan pertandingan yang diprediksi menjadi salah satu laga paling menarik musim ini. Dewa United dijadwalkan menjamu Persebaya Surabaya di Banten International Stadium, Serang, Jumat (26/9/2025) malam. Bukan sekadar duel antar tim papan atas, laga ini juga menjadi panggung bagi dua pelatih asing dengan filosofi berbeda: Jan Olde Riekerink dari Belanda dan Eduardo Perez asal Spanyol.

Pertemuan keduanya dipandang sebagai pertarungan ide dan strategi sepak bola modern, di mana keseimbangan taktik dan keberanian menyerang akan diuji dalam intensitas kompetisi tertinggi Indonesia.

Racikan Riekerink di Dewa United

Sejak resmi di tunjuk pada 2023, Jan Olde Riekerink berhasil mengubah wajah Dewa United menjadi tim yang lebih konsisten. Musim lalu, ia membawa tim berjuluk Tangsel Warriors itu finis sebagai runner-up, pencapaian terbesar dalam sejarah klub.

Riekerink di kenal dengan racikan taktik berbasis struktur permainan yang solid. Ia sering mengandalkan formasi 4-3-3 dengan keseimbangan antara penguasaan bola, mobilitas gelandang, serta di siplin transisi. Para pemain tengah di beri tugas ganda, menjaga kestabilan pertahanan sekaligus menjadi motor serangan.

Strateginya tidak berhenti di situ. Riekerink menekankan rotasi posisi dan fleksibilitas agar tim sulit di tebak lawan. Data menunjukkan rata-rata poin yang di raih Dewa United meningkat pesat sejak ia mengambil alih, menjadi bukti bahwa pendekatan taktikalnya efektif di terapkan di Liga 1.

Filosofi Perez di Persebaya

Berbeda dengan Riekerink yang menekankan keseimbangan, Eduardo Perez datang dengan visi sepak bola menyerang. Pelatih asal Spanyol itu kerap menggunakan formasi 4-3-3 yang fleksibel, namun lebih agresif dalam fase menyerang. Perez menekankan kebebasan kreatif bagi lini ofensif, terutama para winger, untuk mengeksplorasi ruang dan menciptakan peluang.

Filosofi menyerang ini membuat Persebaya tampil atraktif dan menghibur, meski di sisi lain sering mendapat kritik karena pertahanan menjadi rentan saat menghadapi tekanan tinggi dari lawan. Sejak awal musim, Persebaya memang menunjukkan performa inkonsisten. Namun, Perez tetap teguh pada prinsipnya bahwa identitas menyerang adalah ciri khas yang harus di pertahankan, meski terkadang berisiko membuka celah di lini belakang.

Dengan pengalaman panjang Riekerink di berbagai liga dunia, ia mungkin lebih siap menghadapi skenario yang berubah di lapangan. Namun, keberanian Perez dalam memberi ruang bagi kreativitas pemain juga berpotensi menghadirkan kejutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *