Musim Sensasional, Tapi Mohamed Salah Malah Tersisih di Ballon d’Or!

Lintasbalikpapan.com – Penghargaan Ballon d’Or 2025 kembali memicu perdebatan di kalangan pecinta sepak bola. Nama Mohamed Salah, bintang Liverpool asal Mesir, hanya menempati posisi keempat meskipun menorehkan musim yang dianggap terbaik sepanjang kariernya. Keputusan ini memunculkan anggapan bahwa salah satu penyerang paling konsisten dalam sejarah Premier League kembali “dirampok” dari haknya meraih penghargaan individu tertinggi dunia sepak bola.

Pencapaian Luar Biasa Mohamed Salah

Sepanjang musim 2024/2025, Salah mencatatkan 57 kontribusi gol (34 gol dan 23 assist) dalam 52 pertandingan lintas kompetisi. Catatan ini membuatnya mencetak rekor baru di Premier League dengan 47 kontribusi gol hanya dalam 38 laga, melampaui rekor Andy Cole dan Alan Shearer di era 1990-an.

Lebih dari sekadar angka, peran Salah benar-benar vital bagi Liverpool. Ia menyumbang lebih dari 50 persen gol The Reds, menjadikannya motor utama keberhasilan klub. Tak heran jika ia di ganjar penghargaan PFA Players’ Player of the Year untuk ketiga kalinya, sebuah pencapaian yang mempertegas statusnya sebagai salah satu pemain terbaik generasi ini.

Meski performanya gemilang, Salah harus puas berada di bawah Vitinha, Lamine Yamal, dan Ousmane Dembele. Faktor utama yang di sebut menjadi penghalang adalah jumlah trofi. Liverpool gagal menyamai pencapaian PSG dan Barcelona yang mendominasi di level domestik maupun Eropa.

Namun, banyak pihak menilai alasan tersebut tidak adil. Secara individu, catatan Salah dianggap lebih impresif di banding para pesaingnya. Di bandingkan Dembele yang mencatat 35 gol dan 16 assist, kontribusi Salah di liga paling kompetitif dunia jelas memiliki bobot lebih besar. Hal ini membuat publik bertanya-tanya: apakah Ballon d’Or lebih menilai gelar tim di banding kualitas individu?

Reaksi dan Dukungan Ke Mohamed Salah

Pelatih timnas Mesir, Hossam Hassan, turut angkat bicara mengenai hasil kontroversial ini. Ia menilai Salah layak memenangkan Ballon d’Or, bukan hanya karena statistik, tetapi juga keteguhan dalam mempertahankan performa di level tertinggi selama bertahun-tahun.

Menurut Hassan, perjalanan Salah yang penuh tantangan hingga kini menjadi inspirasi banyak orang. “Ia sudah mencapai puncak dan bertahan di sana berkat kerja keras, bakat, serta ketekunan. Pertanyaannya, kapan sepak bola bersikap adil kepadanya?” ujarnya.

Apakah Kesempatan Sudah Hilang?

Fakta bahwa Salah sudah berulang kali masuk kandidat kuat, namun tak pernah benar-benar memenangkan Ballon d’Or, membuat publik pesimistis. Sejak 2018, ia konsisten berada di posisi lima besar, namun selalu kalah bersaing dari pemain lain. Dengan usia yang kini menginjak 32 tahun serta kontrak di Liverpool yang akan segera berakhir, kesempatan Salah meraih trofi Ballon d’Or mungkin semakin tipis.

Jika tren ini berlanjut, Salah akan di kenang sebagai salah satu pemain terbesar dalam sejarah yang tak pernah memenangkan Ballon d’Or, sejajar dengan nama-nama seperti Thierry Henry atau Robert Lewandowski. Sebuah ironi bagi pemain yang sudah bertahun-tahun membuktikan diri sebagai ikon Premier League sekaligus legenda hidup Liverpool.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *