Balikpapan Jadi Pusat Revolusi Menabung Emas di Luar Jawa

Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN — Balikpapan mencatat sejarah baru di sektor layanan keuangan berbasis emas. PT Pegadaian memilih kota ini sebagai satu-satunya lokasi uji coba layanan Bank Emas di luar Pulau Jawa. Langkah tersebut membuka peluang bagi masyarakat untuk memperlakukan emas layaknya uang tunai—dapat disetor, disimpan, dan ditarik kapan saja.

Deputi Bisnis Pegadaian Area Balikpapan, Tomy Djoko Tri Raharjo, mengungkapkan bahwa layanan ini menghadirkan kemudahan baru. “Kalau di bank biasa, uang yang kita setor bisa diambil lagi dalam bentuk uang. Di Bank Emas, yang kita setorkan emas, dan yang diambil pun tetap emas,” ujarnya, Kamis (15/8/2025).

Pada tahap awal, layanan ini hanya menerima logam mulia bersertifikat SNI dengan kemurnian 99,99 persen. Ada empat merek yang diterima: Antam, Galeri 24, UBS, dan Lotus Archie. Mekanisme ini memungkinkan masyarakat langsung menyetorkan emas fisik ke tabungan emas, tanpa harus menjualnya terlebih dahulu.

Produk unggulan lain yang ditawarkan adalah deposito emas. Skemanya mirip deposito uang, namun imbal hasil diberikan dalam bentuk gram emas. Sebagai contoh, nasabah yang mendepositokan 10 gram selama setahun akan memperoleh tambahan 1 gram emas, belum termasuk potensi kenaikan harga di pasar.

Dari sisi keamanan, Pegadaian menempatkan penyimpanan emas sebagai prioritas. Brankas berkapasitas hampir 15 ton yang diresmikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Februari lalu dilengkapi pengamanan berlapis—mulai dari kunci fisik, sidik jari, pemindaian retina, hingga sistem pembukaan pintu yang memerlukan lima orang sekaligus.

“Emas yang ditabung benar-benar ada secara fisik, dan bisa dicetak kapan saja sesuai permintaan,” tegas Tomy.

Selain tabungan dan deposito, ekosistem Bank Emas mencakup pembelian dan penjualan emas, pencetakan fisik, pinjaman modal kerja berbasis emas, hingga cicilan tabungan emas. Pegadaian berharap konsep ini mengubah cara masyarakat memandang emas—tidak sekadar sebagai perhiasan atau investasi pasif, tetapi juga sebagai instrumen keuangan aktif.

Hingga 8 Agustus 2025, Pegadaian mencatat total kelolaan emas mencapai 22,7 ton. Dari jumlah tersebut, saldo tabungan emas menyumbang 13,8 ton, sementara deposito emas berhasil membukukan transaksi hingga 1,36 ton. Saat ini, lebih dari 4 juta nasabah telah menikmati layanan Bank Emas Pegadaian.

“Dengan sistem ini, emas aman, likuid, dan bisa digunakan kapan saja. Masyarakat tak perlu lagi khawatir menyimpannya di rumah,” tutup Tomy.

Penulis : Riyadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *