Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengancam, Warga Kaltim Diminta Waspada

Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Meski curah hujan di Kalimantan Timur (Kaltim) diprediksi mulai menurun pada Februari, ancaman cuaca ekstrem masih menjadi perhatian.

Stasiun Meteorologi Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor.

Kepala Stasiun Meteorologi SAMS Sepinggan, Kukuh Ribudiyanto, menyatakan puncak musim hujan berlangsung pada Desember hingga Januari, dengan intensitas hujan mulai berkurang pada Februari hingga akhir Maret.

Namun, potensi hujan ekstrem dengan curah hujan lebih dari 100 milimeter tetap ada, bahkan saat intensitas hujan normal berkisar 50-100 milimeter.

“Kondisi hujan sporadis dapat memicu hujan deras dengan durasi pendek yang bisa berujung bencana,” jelasnya.

Selain itu, perubahan cuaca mendadak di laut menjadi perhatian utama bagi nelayan, terutama pengguna kapal kecil. Gelombang laut di wilayah lepas pantai dapat mencapai 1,5 meter, sementara di pesisir pantai berkisar 0,5-0,75 meter.

Kukuh menyebut gelombang ini masuk kategori sedang dan berpotensi mengganggu aktivitas nelayan.

“Nelayan harus waspada terhadap gelombang tinggi dan angin kencang yang masih mungkin terjadi,” tambahnya.

Curah hujan di Kaltim diperkirakan kembali meningkat pada April hingga Juli, meskipun intensitasnya lebih rendah dibandingkan Desember dan Januari. Sementara musim kemarau baru akan berlangsung pada Agustus, yang menandai berakhirnya fenomena La Nina.

“La Nina menyebabkan Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan, sehingga meningkatkan potensi curah hujan,” terang Kukuh.

Dengan kondisi cuaca yang dinamis ini, masyarakat Kaltim diimbau untuk selalu memantau informasi terkini dan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana. (Djo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *