Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN – Demonstrasi yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Balikpapan Bersuara dalam Peringatan Hari Buruh di depan Gedung DPRD pada Rabu (1/5/2024) berakhir ricuh. Mahasiswa dan petugas keamanan saling gesek hingga akhirnya tiga mahasiswa mengalami luka.
Diketahui aliansi mahasiswa yang terdiri dari enam organisasi antara lain PMII, GMNI, BEM FH, GMKI, HMI dan LMND ini melakukan demonstrasi dalam menyuarakan masalah buruh yang bekerja tanpa mendapatkan pemenuhan hak yang layak. Terutama terkait upah yang masih dibawah UMK. Massa aksi menuntut agar pemerintah menegakkan aturan terhadap perusahaan yang tidak terdaftar di Disnaker Kota Balikpapan, serta mendorong penegakan Perda Nomor 5 Tahun 2023 tentang ketenagakerjaan.
“Kami juga mendesak pemerintah kota Balikpapan untuk segea mengatakan sertifikasi keterampilan bagi SLTA/Sederajat,” kata Humas Aksi Juniar Pangabekti.
Namun, aksi demonstrasi yang awalnya berjalan kondusif berubah menjadi panas ketika massa aksi mulai membakar ban bekas di depan Gedung DPRD Kota Balikpapan. Gesekan antara massa aksi dan aparat kepolisian terjadi, bahkan salah satu massa aksi mendapat serangan fisik dari oknum polisi. Hal ini memicu ketegangan dan saling dorong antara kedua belah pihak.
Gas air mata pun ditembakkan ke arah massa aksi yang semakin memanas, dan sejumlah mahasiswa mengalami tindakan represif dari aparat kepolisian, mulai dari dipukul hingga ditendang. Korlap Aksi, Ulil Amri, menyayangkan tindakan tersebut, mengingat bahwa mahasiswa hanya ingin menyampaikan aspirasi dengan 5 poin tuntutan yang harus ditandatangani oleh pemerintah.
Dengan kejadian ini, mahasiswa berencana melakukan konsolidasi lanjutan terkait langkah selanjutnya yang akan diambil dalam gerakan mereka. Tindakan represif tersebut tidak hanya menyebabkan kekecewaan, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan berekspresi dan hak untuk menyuarakan aspirasi. (*)