Lintasbalikpapan.com, JAKARTA – Kasus merebaknya Pneumonia “Misterius” di China dan Belanda, Kementerian Kesehatan RI meningkatkan kewaspadaan untuk menghadapi risiko penularan penyakit ini di Indonesia.
Dilansir dari Detik.com, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, “Kewaspadaan itu biasa kita lakukan di pintu masuk melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan ya, terutama orang dengan gejala flu, kemudian kita edukasi. Kemudian kalau memang bertambah berat, datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.”
Selain pengetatan pintu masuk ke Indonesia, dr. Nadia juga melakukan pengawasan pada bahan makan produk hidup, serta melakukan monitor terhadap gejala yang menyerupai influenza. Monitoring ini menggunakan sistem surveilans yang bernama Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI).
Monitoring itu dirasa perlu dilakukan karena wabah pneumonia salah satunya dipicu oleh bakteri mycoplasma. Bakteri ini mengakibatkan gejala mirip influenza. Diharapkan surveilans tersebut dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti Puskesmas.
Dr. Nadia juga mengatakan, jika kemungkinan penyakit tersebut terdapat di Indonesia, Dinas Kesehatan setempat akan mengambil sampel untuk dilakukan pemeriksaan genome sequencing. Pemeriksaan ini guna meninjau ulang, apakah penyakit pneumonia misterius itu diakibatkan oleh bakteri mycoplasma atau patogen lainnya.
Tak hanya itu, untuk ketersediaan obat-obatan, dr. Nadia juga mengonfirmasi bahwa obat untuk mengatasi bakteri mycoplasma telah tersedia di Indonesia. Obatnya sendiri tidak perlu impor dari negara lain.
Untuk peningkatan kewaspadaan masuknya pneumonia misterius ke Indonesia, berkaitan anjuran dari WHO, dr. Nadia pun mengimbau agar selalu menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), mencuci tangan dengan air mengalir, hingga menggunakan masker jika merasa tidak sehat.