Nestapa Pejuang Dalam Terang Kaltimtara

Padam Dihujat, Terang Dilupa

BALIKPAPAN – Matahari hampir di puncak singgasananya ketika Mochammad Aziz Shidqi bersama anggotanya berkumpul di kantor Unit Pelaksana Pengatur Beban (UP2B) Kalimantan di Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kalimantan Timur. Pasukan elit dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) ini bersiap melakukan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) di Tower 10, Harapan Baru, Karang Joang.

Siang terik itu, Senin, 20 November 2023 Tim PDKB UPT Kaltimtara yang dikomandoi oleh Aziz berangkat menuju Tower 10 berjarak 15 kilometer menggunakan mobil operasionalnya.

Medan yang dilalui tidaklah mudah, tim harus melintasi jalan dengan kontur tanah yang licin dan becek di tengah perkebunan warga. Sesekali tim harus melalui semak belukar dengan jalan setapak, hingga akhirnya tiba di lokasi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV. Kedatangan tim pun membawa asa agar suplai listrik kepada pelanggan tetap terjaga.

Bergegas, Aziz dan rekan-rekannya mempersiapkan peralatannya bak berada di medan perang. Mengenakan pakaian pelindung listrik serta membawa sejumlah peralatan canggih menjadi modal pekerjaan tim. Tak lupa sebelum memulai pekerjaan, Aziz Cs diberi pengarahan keselamatan serta memanjatkan doa.

“Kami melakukan pekerjaan penggantian isolator yang telah dicek melalui land up inspection dan terlihat anomali korosi. Jadi harus diganti dengan yang baru,” kata pria yang menjabat Asisten Manajer PDKB UPT Kaltimtara.

Bersiap, enam orang rekan Aziz pun memanjat tower berketinggian 34 meter dilengkapi peralatan pengaman berstandar internasional. Lima orang lainnya bertugas di bawah membantu menaikkan 11 keping isolator baru yang akan diganti. Sementara satu orang lainnya bertugas sebagai operator generator set di mobil yang berjarak 50 meter dari tower.

Berada di ketinggian membuat tim PDKB ini harus berteman dengan terik matahari maupun tiupan angin. Risiko terjatuh ataupun tersengat listrik tentu membayangi para pekerja. Namun Aziz Cs memilih tenang dan fokus untuk menuntaskan pekerjaannya demi memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan.

“Pekerjaan ini memakan waktu kurang lebih satu jam. Dibilang takut, kami sudah biasa dengan kondisi ini, bahkan dalam kondisi yang lebih sulit dari ini kami harus tetap menuntaskan pekerjaan demi kepentingan hajat hidup orang banyak,” ungkap pria tiga anak itu.

Banyak makan asam garam. Tim PDKB UPT Kaltimtara kerap mengalami tantangan yang ekstrem. Seperti berhadapan dengan hewan pemangsa, berbisa hingga serangan elang dan lebah. Belum lagi harus melewati hutan belantara dan jalan yang terjal seolah mengancam hidup para pekerja. Memegang slogan “Pantang Pulang Sebelum Terang” menjadi motivasi bagi Aziz untuk terus bisa menjaga keandalan listrik pelanggan.

“Suatu kebanggan bagi kami ketika bisa menjaga suplai listrik kepada masyarakat tetap baik,” tuturnya.

Ketangguhan para pasukan elit PLN mendapat apresiasi tinggi dari General Manager PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan, Abdul Salam Nganro. Ia bahkan menyempatkan diri melihat langsung bagaimana tim melakukan pekerjaannya di lapangan.

Sesekali Abdul Salam merenung dan terus menatap para pekerja yang berada di ketinggian itu. Bagi Abdul Salam, pengorbanan para pekerja di lapangan layak mendapat penghargaan. Ia mencontohkan para pekerja yang harus merelakan waktu bersama keluarganya untuk merayakan Idulfitri demi memastikan listrik tetap terjaga.

“Kadang, ketika padam baru mereka diingat. Sayangnya, mereka diingat bukan karena kerja kerasnya dalam menjaga keandalan, justru hujatan yang ia terima. Tidak diingat ketika kita merayakan Idulfitri, menikmati listrik setiap harinya, justru mereka ini harus mengorbankan waktunya untuk berkumpul bersama keluarga,” ujarnya.

Abdul Salam berharap, masyarakat memahami bahwa dalam menyediakan listrik yang andal, bukanlah perkara mudah. Perjuangan para pekerja di lapangan yang harus menghadapi banyak risiko juga bukan hal yang mudah.

“Ayo kita doakan bersama-sama saudara-saudara kita yang terus berjuang di lapangan menjaga agar tetap menyala untuk kepentingan masyarakat. Mari kita jaga aset-aset negara ini, sehingga tetap berdiri kokoh dan berfungsi dengan baik. Sehingga masyarakat bisa menikmati listrik sebaik-baiknya,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *