Home Pendidikan PEDULI PENDIDIKAN, KULIAH SAMBIL BEKERJA

PEDULI PENDIDIKAN, KULIAH SAMBIL BEKERJA

Reni Trimelawati (Mahasiswi UIN SGD Bandung)

SHARE
PEDULI PENDIDIKAN, KULIAH SAMBIL BEKERJA

Keterangan Gambar : Reni Trimelawati

Reni Trimelawati (Mahasiswi UIN SGD Bandung)

DI-era globalisasi ini, tak semua orang dapat melanjutkan kuliah setinggi mungkin demi masa depan cerah. Banyak kendala yang dihadapi mereka untuk mewujudkan dambaannya itu. Di antaranya adalah terhalang dengan biaya kuliah. Di sisi lain, masih ada persepsi lapisan masyarakat bahwa pendidikan itu nomor sekian, yang terpenting berjuang bertahan hidup. Lain halnya dengan Reni Trimelawati. Warga Tasikmalaya kelahiran 22 Mei 1996 ini justru menomor satukan pendidikan dalam kiprah karirnya. “Bagiku menuntut ilmu itu sangat penting, bahkan lebih utama dari pada yang lainnya,” ujar Reni, sapaan akrabnya-Reni Trimelawati, kepada Lintas Balikpapan, baru-baru ini. Nampak, kiprah pendidikan Reni terbilang sukses. Pasalnya, wanita yang murah tersenyum manis ini, bukan berasal dari keluarga tajir alias ekonomi elite, namun berhasil melanjutkan kuliah hingga jenjang Magister (S2). Bagi Reni, selain untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM), pendidikan suatu hal penting yang harus dimiliki setiap orang agar menjadi pribadi yang berkarakter dan beradab.  “Alhamdulillah berkat doa orangtua dan dukungan guru-guru, aku bisa kuliah dengan biaya sendiri,” aku Mahasiswi semester tiga Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung ini. Di balik keberhasilan Reni itu, tersingkap rahasia juang yang tak dapat dilakukan banyak orang. “Tercekik” dalam lautan keputusasaan sempat terlintas di benaknya, rasanya impian tersebut nampak hilang. Tetapi dalam menjalani prinsip hudup, Reni memegang kometmen “di mana ada niat, di situ pasti ada jalan keluar”. “Dan guruku pernah bilang kalau kuliah itu rezeki orangtua mu juga akan dicukupkan sebesar biaya kuliah,” terang gadis yang punya cita-cita ingin menjadi seorang pengajar ini. Terlahir tunggal dari seorang ibu, Reni harus memutar otak agar tetap bisa kuliah tanpa bergantung sepenuhnya pada sang ibu. Dengan kondisi tersebut, Reni mulai berpikir tentang pekerjaan. "Jadi, aku ini anak tunggal. Kebetulan kedua orangtuaku sudah tidak bersama. Dan aku dibiayai sejak SMK oleh ibuku dari hasil jualan makanannya," ungkap dia. Oleh sebab itu, mahasiswi yang juga hobi membaca ini, memilih kuliah sambil bekerja. Ia mendapatkan tawaran pekerjaan dan akhirnya bekerja di salah satu perusahaan Perbankan terkanal di Kota Bandung. Mendapatkan pekerjaan dan menerima gaji pertama lantas tidak membuat wanita berkerudung ini jemawa dan berfoya-foya. Bahkan Gaji yang diterima Reni setiap bulannya disisipkan untuk biaya kuliah S2 yang saat ini tersisa dua semester lagi.  “Aku mulai ada panggilan kerja sehari sebelum diwisuda S1 (strata-1, red). Jadi ketika yang lain sibuk mempersiapkan wisuda, aku sibuk mengikuti training. Di hari wisuda pun jam satu siang aku sudah di tempat training lagi, karena aku ingin kuliah sambil bekerja biar enggak lagi membebani orangtua,” kenang Reni, yang juga kuliah S1 di UIN SGD Bandung. Bisa membayar biaya kuliah sendiri adalah sebuah kebanggaan dan kepuasan tersendiri. Bahkan, Reni mulai biaya kuliah sendiri sejak S1 waktu itu. “Di sela-sela kuliah S1, aku sambil mengajar privat juga untuk tambahan biaya kuliah. Atau kerja part time pas libur panjang di sekitar rumah," ungkapnya. Tak hanya itu, ternyata Reni juga menyukai organisasi kampus maupun di luar kampus. Aktif berorganisasi menurut Reni, dapat memberikan banyak manfaat dan memiliki nilai tambah bagi mahasiswa. Banyak perjalanan hidup yang dapat mendewasakan diri. Bergabung dalam organisasi, secara alami akan membuat mahasiswa berupaya mengembangkan potensinya. Berpikir kritis, inovatif, dan berani tampil di depan umum adalah ekspresi mahasiswa yang aktif berorganisasi. “Aku aktif di beberapa organisasi di antaranya, Ikatan Siswa Siswi Masjid Al Amanah (ISSMA), Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Tata Negara, dan Keluarga Mahasiswa Tasikmalaya,” pungkas wanita berparas ayu ini. (tim)