
Lintasbalikpapan.com, BALIKPAPAN - Sebanyak 23 pekerja proyek pengendali banjir DAS Ampal belum menerima upah atas pekerjaan mereka. Sehingga para pekerja melakukan aksi mogok kerja.
"Kami ingin dibayar dulu, gaji sudah nunggak lama. Dan kami tidak mau kerja lagi," kata salah satu pekerja bernama Yudi kepada wartawan di lokasi proyek depan Global Sport, Rabu (29/3/2023).
Setidaknya ada 23 pekerja yang ikut dalam pengerjaan proyek pengendali banjir tersebut. Mereka mengaku, sejak empat pekan ini gaji tidak dibayar oleh perusahaan pemenang tender.
Informasi dari para pekerja, seharinya digaji sebesar Rp 130 ribu, setiap dua minggu mandor membayar upah pekerja.
"Rp 130 ribu itu kotor, sehari uang makan sebesar Rp 30 ribu. Hingga saat ini belum ada kepastian kapan gaji kami akan dibayar. Kami di kota Balikpapan sudah tiga bulan, kami pekerja dari Jawa Tengah," terangnya.
"Pemenang tender dan sub kontraktor menjanjikan gaji akan dibayar, tetapi sampai kemarin dan hari ini belum diwujudkan. Makanya kami tidak mau kerja (mogok)," akunya.
Sementara itu, Project Manager PT Fahreza Duta Perkasa Arif Wibisono membantah bahwa tidak membayar gaji pekerja selama satu bulan.
"Bukan sebulan, tapi cuma dua minggu, sebab mereka (pekerja) itu, digaji per dua minggu sekali, bukan sebulan sekali," ujarnya.
Ia menjelaskan, pihaknya berencana akan melakukan koordinasi dengan pihak mandor pekerja, karena kontrak kita sama mandor bukan sama pekerja.
"Kemarin pagi itu, kita sudah transfer sebesar Rp 9 juta, untuk gaji para pekerja, sudah dikasih atau belum ke pekerja saya tidak tahu. Namun nanti kami akan pastikan lagi, sudah dibayar belum," kata dia.
Dia menambahkan, bahwa sebanyak 23 pekerja yang belum mendapatkan gaji, masalah belum digaji atau sudah itu bukan porsi saya. Karena kita kontrak dengan mandor bukan pekerja. (drh)
LEAVE A REPLY