Home Komunitas Cerita Relawan IEA Balikpapan, Sering Dicaci Ketika Melakukan Escort Pasien

Cerita Relawan IEA Balikpapan, Sering Dicaci Ketika Melakukan Escort Pasien

SHARE
Cerita Relawan IEA Balikpapan, Sering Dicaci Ketika Melakukan Escort Pasien

Keterangan Gambar : Sejumlah anggota IEA Balikpapan saat membantu petugas di Posko Nataru tahun 2020 lalu

LINTASBALIKPAPAN - Menjadi seorang relawan memang banyak rintangan dan tantangan. Menjadi pilar pendukung petugas untuk melakukan pertolongan, pencarian hingga penanganan cukup berat dirasa. Namun bila menjalani dengan ikhlas tentu rintangan dan hambatan senantiasa berlalu.


Cerita datang dari salah satu relawan di Balikpapan bernama Indonesian Escort Ambulans (IEA). Relawan yang berdiri pada 20 Agustus 2018 lalu ini memang terbilang baru, namun kinerja patut diapresiasi lantaran sangat membantu para petugas di lapangan dalam hal ini penanganan dan pertolongan pasien.


Memang belum banyak yang mengetahui tugas dan fungsi seorang relawan escorter ini. Ya, tugas utama IEA ialah membantu memperlancar perjalanan ambulance ketika dalam keadaan darurat. Relawan IEA harus berada di garda depan untuk memberikan akses jalan bagi ambulans guna cepat sampai ke rumah sakit.


"IEA juga Menggalakan kepada masyarakat gerakkan sadar ambulance betapa pentingnya perjalanan ambulance, karena menyelamatkan 1 nyawa sangatlah berharga dan itu bisa dilakukan siapapun dan dimanapun, salah satunya dengan menepikan sejenak kendaraan jika melihat ada ambulance yang akan melintas," kata Ketua IEA Balikpapan, Bambang Budiyono.


Bukan tanpa cerita duka, relawan IEA kerap menerima cacian atau makian dari warga saat melakukan escorting ambulance menuju rumah sakit. Bahkan tak jarang yang turut emosi dan hendak mengajak berkelahi dengan pengendara lain. Namun hal ini ditanggapi dengan sabar lantaran banyak masyarakat masih belum memahami situasi yang sedang terjadi.


"Kami sering dicaci maki masyarakat yang belum sadar terhadap perjalanan ambulance ketika dijalan kerap kami rasakan, tapi kami semua jadikan itu motivasi agar lebih baik lagi," ungkap pria yang sering disapa Mbah Jenggot ini.


Tak hanya itu saja, pihaknya tak jarang menemui keluarga pasien yang kerap memberikan uang sebagai tanda terima kasih. Namun hal seperti ini tidak diterima olehnya alias ditolak. Ya, hal ini dikarenakan IEA mengutamakan semboyan "Berbuat Tanpa Berharap" yang selalu ditanamkan kepada para anggotanya.


"Seringkali keluarga pasien ingin memberikan imbalan terhadap kami namun kami menolaknya, dengan alasan kami melakukan semua ini atas dasar kerelaan hati. Akan lebih baik jika imbalan tersebut dapat digunakan untuk biaya pengobatan pasien itu, serta kami mengutamakan semboyan kami Berbuat Tanpa Berharap dan semboyan wilayah kami yaitu, Fast, Precise, and Complete," jelasnya.


Mbah Jenggot berharap pihaknya suatu saat nanti dapat memiliki unit Ambulance sendiri. Hal ini agar dapat melayani masyarakat lebih maksimal secara gratis. 


"Kami berharap dapat memiliki unit ambulance yang dapat di gunakan untuk melayani masyarakat khususnya di Balikpapan secara gratis, dan dapat berkegiatan lebih baik lagi sebelumnya," pungkasnya. 


Untuk diketahui IEA memiliki anggota sekitar 2.000 orang dan di Balikpapan sendiri terdapat 21 anggota yang terdaftar. Dua tahun lebih sejak dibentuk, IEA pun kerap membantu jajaran kepolisian, pemerintahan, BPBD, SAR dan unsur masyarakat lainnya. (Mdy)